Cerita Korban Serangan Israel di Jalur Gaza, Anak-anak Teriak dan Menangis, Momen Itu Mengerikan
Hussein Abdul Qleeq menjalani perawatan di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza. Ia mengalami luka akibat serangan tentara Israel di Jalur Gaza.
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hussein Abdul Qleeq menjalani perawatan di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza.
Ia mengalami luka di bagian leher, tangan, dan punggung setelah terkena pecahan peluru meriam tentara Israel yang dijatuhkan di wilayah Jalur Gaza pada Jumat (14/5/2021) kemarin.
Saat Israel membombardir kawasan Jalur Gaza, Hussein sedang berada di loteng rumahnya.
"Saat itu saya sedang duduk bersama keluarga saya," tutur pria berusia 30 tahun itu, dikutip Tribunnews.com dari theguardian.com, Sabtu (15/5/2021).
Baca juga: Warga Australia Cemaskan Keluarganya di Jalur Gaza, Mereka Tahu akan Mati
"Tiba-tiba ada suara gemuruh artileri di perbatasan (Israel-Palestina). Saya tidak mengharapkan meriam-meriam itu akan mengenai rumah-rumah warga. Anak-anak mulai menangis dan berteriak, sampai akhirnya sebuah meriam menghantam rumah kami," sambung Hussein.
Hussein tinggal di Desa Bedouin yang berada di bagian utara Beit Lahia, Jalur Gaza.
Bagian utara Beit Lahia yang berdekatan dengan perbatasan Israel menjadi lokasi yang berbahaya saat terjadi konflik.
Itu dikarenakan bagian utara Beit Lahia merupakan titik masuk utama yang digunakan tentara Israel untuk menyerang.
Baca juga: Korban Tewas Akibat Serangan Brutal Israel di Gaza Melonjak Jadi 126 Orang, 31 Diantaranya Anak-anak
Lokasi ini juga rentan terhadap bom dan artileri karena digunakan sebagai garis pertahanan oleh pejuang militan Gaza.
"Momen itu sangat mengerikan sampai-sampai Anda tidak akan bisa membayangkannya. Kami telah hidup di sini melewati tiga peperangan, tetapi baru kali ini pengeboman secara brutal terjadi begitu tiba-tiba," tutur Hussein mengenang peristiwa yang dia alami.
Sebagaimana dialami Hussein, di masa lalu, setiap akan melakukan penyerangan, tentara Israel biasanya memberikan peringatan kepada masyarakat sipil di Gaza.
"Tetapi kali ini sama sekali tidak ada peringatan yang diberikan," ujar Hussein.
Jonathan Conricus, juru bicara tentara Israel, mengungkapkan, pihaknya selalu mengarahkan rudal kepada target yang telah ditetapkan.
Namun, mereka tidak selalu bisa memberikan peringatan kepada masyarakat sipil yang ada di Jalur Gaza.
"Seperti biasa, tujuannya adalah untuk menyerang target militer dan meminimalkan kerusakan tambahan dan korban sipil," ujar Jonathan dalam keterangan pers tentara Israel, Sabtu (15/5/2021).
"Biasanya kami memperingatkan masyarakat sipil sebelum kami menyerang gedung-gedung tinggi atau besar di Gaza, tapi itu tidak mungkin dilakukan dalam serangan kali ini," tutur Jonathan.