POPULER Internasional: Aksi Demo Kecam Serangan Israel | Politikus Demokrat Sindir Joe Biden
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya aksi protes mengecam serangan brutal Israel ke warga sipil Palestina di Gaza, Tepi Barat
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Berita populer Tribunnews di kanal Internasional dalam 24 jam terakhir dirangkum di sini.
Aksi protes mengecam serangan brutal Israel ke warga sipil Palestina di Gaza, Tepi Barat, meluas di sejumlah negara.
Sementara itu, Presiden AS, Joe Biden, cenderung mengabaikan tekanan dari sejumlah politikus partainya sendiri, Demokrat, untuk mengecam tindakan Israel di Palestina.
Ada pula cerita dari korban serangan Israel di Palestina, yang menggambarkan kejadian kali ini sebagai perang terburuk dalam hidupnya.
Di sisi lain, wartawan Jepang Yuki Kitazumi (45) akhirnya tiba di Bandara Narita, Jumat (14/5/2021) sekitar jam 22.05 waktu Jepang setelah dibebaskan oleh pihak otoritas Myanmar.
1. Aksi Demo Kecam Serangan Brutal Israel Meluas di Banyak Negara, di Berlin Diikuti Ribuan Orang
Aksi protes mengecam serangan brutal Israel ke warga sipil Palestina di Gaza, Tepi Barat, meluas di sejumlah negara.
Aksi demo memprotes kebiadaban Israel antara lain terjadi di Kota Berlin, Jerman, di Tokyo, Jepang dan di Sydney, Australia,serta di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat.
Aksi serupa juga terjadi di sejumlah kota di Indonesia. Berikut rangkuman Tribunnews yang dari berbagai sumber kantor berita dan media lokal:
Aksi demo di Berlin
Di Kota Berlin, Jerman, ribuan orang turun ke jalan pada hari Jumat (14/5/2021) kemarin.
Mereka menyuarakan solidaritas mereka dengan warga Palestina di Gaza menghadapi kampanye pemboman mematikan tanpa henti oleh militer Israel selama lima hari terakhir.
Mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan "Bebaskan Palestina" dan "Hentikan pembunuhan di Gaza", pengunjuk rasa menyatakan kemarahan atas dukungan tanpa syarat Jerman untuk Israel ketika ratusan polisi dikerahkan di sepanjang rute demonstrasi.
Para pengunjuk rasa mengecam pemerintah kanan-tengah Kanselir Angela Merkel karena mendukung agresi militer Israel di Gaza.
Serangan brutal Israel ke Gaza telah menewaskan sedikitnya 122 warga Palestina, termasuk 31 anak-anak, dan melukai lebih dari 900 sejak pertempuran berkobar pada hari Senin.
“Israel membunuh warga Palestina sementara Merkel mendanai itu. Mengapa?" para pengunjuk rasa berteriak berulang kali.
2. Presiden AS Condong Dukung Israel, Politikus Demokrat Sindir Biden Tak Peduli Korban Palestina
Presiden AS, Joe Biden, cenderung mengabaikan tekanan dari sejumlah politikus partainya sendiri, Demokrat, untuk mengecam tindakan Israel di Palestina.
Biden mengatakan dia tidak merasa tindakan Israel berlebihan dalam membalas serangan roket dari Hamas.
Mengutip CNN pada Jumat (14/5/2021), Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan serangan udara Israel menewaskan 87 orang, termasuk 18 anak-anak.
Namun, perkembangan terakhir menurut Al Jazeera pada Sabtu (15/5/2021) hari ini, korban jiwa meningkat menjadi 137 termasuk 36 anak-anak dan 920 lainnya mengalami cedera.
Sekretaris Pers, Jen Psaki, menolak menjawab pertanyaan apakah Biden menekan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, atas peningkatan korban jiwa di Palestina, saat melakukan telepon pada Rabu.
Baca juga: Terjebak dengan Ratusan Juta Stok Tak Terjual, Produsen Masker AS Minta Bantuan Administrasi Biden
Baca juga: Israel Makin Brutal, Korban Jiwa Melonjak Jadi 137 Orang Termasuk 36 Anak Palestina dan 920 Cedera
"Dalam pandangan kami, serangan dari Hamas ke lingkungan sipil bukanlah pembelaan diri, jadi dia pasti mengulangi hal itu, tetapi juga menegaskan kembali perlunya bergerak untuk meredakan situasi di lapangan," kata Psaki.
Menurut sumber orang dalam, sejumlah pejabat menekan Israel termasuk mendesak agar tidak menggusur warga Palestina di Yerusalem Timur.
Biden enggan mengritik Israel, namun dalam panggilannya kepada Netanyahu dia mengatakan, "Yerusalem, kota yang sangat penting bagi orang-orang beriman dari seluruh dunia, harus menjadi tempat yang damai."
Biden lebih condong mendukung tindakan Israel dalam pernyataan publiknya, dikutip dari CNN.
Padahal sejumlah politikus progresif Partai Demokrat menyerukan agar Presiden bersikap tegas pada Israel.
3. Cerita Korban Serangan Israel di Palestina: Ini Perang Terburuk dalam Hidup Saya, Benar-benar Kejam
Hasan al-Attar berdiri dengan tenang di dalam kamar mayat.
Ia menatap jasad putrinya, Lamya, dan tiga anak lainnya yang masih satu keluarga.
Mengenakan rompi pemadam kebakaran, Hasan membungkuk untuk mencium putrinya.
"Doakan dia," kata koleganya sambil menepuk pundak Hasan.
Dilansir Al Jazeera, Lamya dan para saudaranya - Amir, Islam al-Attar, dan Mohammed al-Attar - tewas pada Jumat (14/5/2021) malam waktu setempat di Beit Lahia.
Mereka tewas akibat serangan udara Israel yang mengebom rumah tempat mereka tinggal.
Baca juga: Serangan Israel di Kamp Shati Gaza Tewaskan 10 Orang Termasuk 8 Anak-anak, Semuanya Anggota Keluarga
Beit Hanoun merupakan satu dari sekian daerah yang menjadi sasaran pemboman udara selain Jabalya, kota utara di Jalur Gaza.
Beit Hanoun menjadi saksi bisu pemboman udara yang hampir tanpa henti, ditambah dengan penembakan artileri berat.
Seorang juru bicara militer Israel, Jonathan Conricus, mengatakan, serangan sebelum fajar diluncurkan, termasuk 160 pesawat tempur yang lepas landas dari enam pangkalan udara pada Jumat (14/5/2021) lalu.
Sekitar 450 rudal dan peluru digunakan untuk menyerang 150 target dalam waktu 40 menit.
4. Dibebaskan Otoritas Myanmar, Wartawan Jepang Yuki Kitazumi Akhirnya Mendarat di Bandara Narita
Wartawan Jepang Yuki Kitazumi (45) akhirnya tiba di Bandara Narita, Jumat (14/5/2021) sekitar jam 22.05 waktu Jepang setelah dibebaskan oleh pihak otoritas Myanmar.
Yuki Kitazumi turun dari pesawat mengenakan baju kaos abu-abu bertuliskan Edwin.
"Saya mendengar bahwa banyak orang telah melakukan yang terbaik untuk membantu saya. Terima kasih," ungkap Yuki Kitazumi kepada wartawan dalam jumpa pers singkat setelah turun dari pesawat.
Kirazumi mengakui kondisinya baik-baik saja.
"Saya tidak punya masalah dengan kesehatan namun saya cukup frustrasi karena keadaan yang ada di Myanmar dan sayangnya saya harus pulang," kata Kitazumi.
(Tribunnews.com)