Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tingkat Tawaran Pekerjaan di Jepang untuk Mahasiswa 96 Persen

Tingkat tawaran pekerjaan adalah 96 persen per 1 April, lebih rendah 2 poin dari periode yang sama tahun lalu.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tingkat Tawaran Pekerjaan di Jepang untuk Mahasiswa 96 Persen
Fuji TV
Menteri Kesehatan Jepang Norihisa Tamura. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tingkat tawaran pekerjaan di Jepang per 1 April 2021 untuk mahasiswa 96 persen atau 2 poin lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu. Selain itu ada pula tawaran pekerjaan yang dibatalkan.

"Penurunan ini terjadi karena pengaruh virus corona, yang merupakan tingkat terendah kedua setelah 2010 ketika terkena Lehman shock," tulis hasil surbei Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan, Selasa (18/5/2021).

Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi telah memilih dan mensurvei total 4.770 orang dari 62 universitas di seluruh tempat di Jepang mengenai status kegiatan berburu kerja (shushoku katsudo) bagi mahasiswa yang lulus musim semi ini.

Berdasarkan hal tersebut, tingkat tawaran pekerjaan adalah 96 persen per 1 April, lebih rendah 2 poin dari periode yang sama tahun lalu, yang merupakan yang tertinggi sejak survei dimulai.

Dari segi penurunan, merupakan penurunan terendah kedua setelah April 2010, yaitu 3,9 poin lebih rendah dari tahun sebelumnya akibat dampak guncangan Lehman.

Di sisi lain, jika membandingkan tingkat ketenagakerjaan mahasiswa yang lulus musim semi ini dari tahun sebelumnya, itu adalah 69,8 persen pada Oktober tahun lalu, turun 7 poin dari tahun sebelumnya.

Berita Rekomendasi

Tetapi pada Desember menjadi 82,2 persen, minus 4,9 poin pada bulan Februari sebesar 89,5% minus 2,8 poin dan laju penurunan terus menurun.

Baca juga: Presiden Dari-K Ingin Rasa Asli Cokelat Indonesia Dirasakan Orang Jepang

Melihat tingkat tawaran pekerjaan berdasarkan jenis kelamin, mahasiswa laki-laki menyumbang 95%, 2,5 poin dari tahun lalu, dan mahasiswa perempuan menyumbang 97,2%, 1,3 poin lebih rendah dari tahun lalu.

Tingkat tawaran pekerjaan untuk mahasiswa junior adalah 96,3% dan 0,7 poin, dan tawaran pekerjaan untuk siswa sekolah kejuruan adalah 91,2% dan 5,6 poin, keduanya lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu.

"Virus corona telah mengurangi jumlah tawaran pekerjaan bagi perusahaan, terutama di industri terkait penerbangan dan pariwisata, tetapi ada keinginan kuat untuk mempekerjakan di industri manufaktur dan konstruksi, di mana tenaga kerja tidak mencukupi, dan aktivitas rekrutmen online semakin meluas," demikian menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang.

Di sisi lain, tidak sedikit mahasiswa yang mendapatkan pekerjaan di industri yang berbeda dari harapan awal karena terhentinya perekrutan dan penurunan tawaran pekerjaan.

"Kami ingin terus mendukung mereka agar tetap dapat bekerja nantinya setelah lulus meskipun mungkin ada ketidaksesuaian dari harapan mereka di bidang pekerjaan," ujarnya.

Baca juga: BNI Jadi Satu-satunya Bank dari Indonesia yang Ada di Jepang

Selain itu, hingga akhir April, terdapat total 133 mahasiswa dan pelajar SMA yang tawaran pekerjaannya dibatalkan oleh perusahaan, meski mereka berencana mendapatkan pekerjaan pada musim semi ini.

Dari jumlah tersebut, 105 orang telah mendapatkan pekerjaan baru, namun dalam beberapa kasus mereka lulus tanpa memutuskan di mana harus bekerja, sehingga Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan berencana untuk terus memberikan dukungan melalui Hello Work dan sarana lainnya.

"Saya ingin mendukung mereka dengan tegas dengan segala upaya yang bisa kami berikan," papar Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan, Norihisa Tamura, Selasa (18/5/2021).

"Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Iptek akan bekerja sama dengan pejabat sekolah dan kementerian dan lembaga terkait, tidak hanya untuk siswa yang lulus tanpa pekerjaan, tetapi juga untuk mata kuliah yang diinginkan setelah lulus. Saya ingin melanjutkan upaya kami agar kami dapat memberikan dukungan yang dekat dengan mereka yang belum mendapatkan pekerjaan," kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi Koichi Hagiuda.

Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas