China Sebut Hak Veto Amerika Serikat Lemahkan Dewan Keamanan PBB Atas Kejahatan Perang Israel
Hak veto Amerika Serikat melemahkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atas kejahatan perang Israel.
Penulis: Triyo Handoko
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Hak Veto Amerika Serikat (AS) di Dewan Kemanan PBB atas Konflik Israel-Palestina disebut China melemahkan Palestina.
Tak hanya soal hak veto, China juga mengkritik Amerika Serikat karena perannya yang menyebabkan ketegangan di Timur Tengah.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa (18/5/2021) malam, Kementerian Luar Negeri mendesak gencatan senjata total oleh Israel di Palestina.
"Apa yang AS lakukan di tengah konflik Palestina-Israel sangat mengecewakan," cuit Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian di akun Twitternya.
Baca juga: Norwegia, China, dan Tunisia Sepakat Minta Israel dan Hamas untuk Segera Hentikan Konflik
Baca juga: Dewan Duta Besar Arab Apresiasi Dukungan Konsisten Indonesia kepada Palestina
"Apakah ini hak asasi manusia yang dipuji-puji AS ketika rakyat Palestina menderita, atau apakah itu alasan untuk melayani kepentingan pribadi AS?" tulis Zhao Lijian.
"Apakah ini yang disebut AS sebagai tatanan internasional berbasis aturan?" tanya hao Lijian.
Mengutip Anadolu Agency, dalam jumpa pers pada Senin (17/5/2021), Lijian mengatakan Amerika Serikat daripada mengambil tindakan proaktif lebih baik menenangkan konflik Palestina-Israel.
"Amerika Serikat telah diisolasi di Dewan Keamanan belum pernah terjadi sebelumnya dan berdiri di sisi berlawanan dari hati nurani dan moralitas umat manusia," kata Zhao Lijian.
Baca juga: 5 Negara dan Perusahaan Pemasok Senjata Terbesar ke Israel, dari Amerika Serikat hingga Jerman
Baca juga: Israel Kembali Tutup Perbatasan Gaza dan Hentikan Pengiriman Bantuan Internasional
Zhao Lijian merujuk pada upaya Dewan Keamanan PBB untuk menuntut gencatan senjata Israel-Palestina diakhiri.
"Komunitas internasional sangat kecewa dengan bagaimana AS telah berperilaku dalam konflik Palestina-Israel," ungkap Zhao Lijian.
"Orang tidak bisa untuk tidak bertanya, apakah ini diplomasi yang menampilkan yang disebut hak asasi manusia dan nilai-nilai yang diklaim AS untuk diperjuangkan?" jelas Zhao Lijian.
"Mengapa AS begitu tidak berperasaan tentang hak asasi rakyat Palestina sementara terus berbicara tentang penegakan hak asasi manusia di tempat lain?" Zhao Lijian bertanya.
Lijian juga menuduh Washington karena favoritismenya dan mengatakan AS hanya peduli pada kepentingannya, bukan manfaat dari masalah itu sendiri.
Update Korban Terbaru