Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Senjata Nuklir Korea Utara, Biden Peringatkan Takkan Beri Pengakuan Internasional seperti Trump

Biden bersumpah takkan memberikan pengakuan internasional, seperti yang dilakukan Presiden AS ke-45 Donald Trump kepada Korea Utara.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Soal Senjata Nuklir Korea Utara, Biden Peringatkan Takkan Beri Pengakuan Internasional seperti Trump
Brendan Smialowski / AFP
Presiden AS Joe Biden berjalan ke Marine One di Ellipse di luar Gedung Putih 22 Mei 2021, di Washington, DC. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan bahwa Washington ingin Korea Utara menyerah dengan pengembangan senjata nuklirnya.

Dilansir Daily Mail, Biden bersumpah takkan memberikan pengakuan internasional, seperti yang dilakukan Presiden AS ke-45 Donald Trump kepada Korea Utara.

Selama konferensi pers dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, Biden mengatakan tidak menutup kemungkinan dirinya akan bertemu dengan Kim Jong Un.

Tapi, Biden bersikeras tidak akan meniru upaya 'masa lalu'.

Baca juga: Joe Biden Janjikan Dukungan Militer bagi Israel dan Bantuan Kemanusiaan ke Jalur Gaza

Baca juga: Larangan Kim Jong Un untuk Rakyat Korea Utara, Skinny Jeans hingga Tindik di Mulut dan Hidung

Presiden AS Joe Biden berjalan ke Marine One di Ellipse di luar Gedung Putih 22 Mei 2021, di Washington, DC.
Presiden AS Joe Biden berjalan ke Marine One di Ellipse di luar Gedung Putih 22 Mei 2021, di Washington, DC. (Brendan Smialowski / AFP)

Sebelumnya, Trump bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara tersebut dalam tiga kali kesempatan dan bertukar 'surat cinta'.

"Saya tidak akan memberikan semua yang dia (Kim Jong Un) cari," kata Biden, yaitu "pengakuan internasional".

Di sisi lain, Moon Jae-in yang memiliki hubungan buruk dengan Trump, memuji sikap Joe Biden.

BERITA REKOMENDASI

Moon adalah pemimpin dunia kedua yang mengunjungi Gedung Putih Biden, setelah Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.

Biden mengatakan dia dan Moon akan bekerja sama untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh senjata nuklir dan program rudal balistik Korea Utara.

"Kami berdua sangat prihatin dengan situasi ini," kata Biden.

"Tujuan kami adalah dan tetap melakukan denuklirisasi lengkap di semenanjung Korea."

Dia juga mengumumkan penunjukan pejabat Departemen Luar Negeri, Sung Kim, sebagai utusan khusus untuk Korea Utara.

Baca juga: Presiden Putin dan Xi Jinping Akan Saksikan Dimulainya Proyek Nuklir China-Rusia

Baca juga: Pemerintah Diminta Beri Respons Serius Sikapi Rencana Jepang Buang Air Limbah Nuklir ke Laut

Gambar ini diambil pada 8 April 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 9 April 2021 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyampaikan pidato penutup di Konferensi Keenam Sekretaris Sel dari Partai Pekerja Korea di Pyongyang.
Gambar ini diambil pada 8 April 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 9 April 2021 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyampaikan pidato penutup di Konferensi Keenam Sekretaris Sel dari Partai Pekerja Korea di Pyongyang. (STR / KCNA VIA KNS / AFP)

Biden juga mengumumkan bahwa AS akan memvaksinasi 550.000 prajurit Korea Selatan yang bertugas bersama pasukan AS di semenanjung.

Ini menandai komitmen pertama pemerintah Biden atas rencana yang akan dilakukan dengan 80 juta dosis vaksin yang ingin didistribusikan secara global dalam enam minggu ke depan.

Moon memulai kunjungannya dengan bertemu Wakil Presiden Kamala Harris, di mana dia menyampaikan pukulan halus pada Trump.

Pendahulu Biden menganggap Moon lemah dan mengancam akan menarik pasukan AS dari Korea Selatan.

Moon, yang akan meninggalkan kantor pada Mei depan, sangat ingin melanjutkan pembicaraan yang macet antara Washington dan Pyongyang, dan antara Seoul dan Pyongyang.

Tetapi pemerintahan Biden telah melakukan upaya penjangkauan ke Utara tanpa hasil, kurang antusias tentang gagasan perundingan langsung dalam waktu dekat.

Baca juga: Ban Ki-moon Pimpin Inisiatif Masyarakat Sipil untuk Penyatuan Korea

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berbicara dalam upacara untuk memperingati 102 tahun Gerakan Kemerdekaan melawan penjajahan Jepang di Korea (1910-45), di Seoul pada 1 Maret 2021.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berbicara dalam upacara untuk memperingati 102 tahun Gerakan Kemerdekaan melawan penjajahan Jepang di Korea (1910-45), di Seoul pada 1 Maret 2021. (JEON HEON-KYUN / POOL / AFP)

Biden ingin Moon mengambil sikap kuat terhadap aktivitas China terhadap Taiwan dan langkah provokatif lainnya yang telah dilakukan Beijing di wilayah tersebut.

Ia telah berusaha untuk mengumpulkan sekutu Pasifik untuk berkoordinasi di China, yang Biden lihat sebagai pesaing ekonomi terberat Amerika Serikat.

Korea Selatan bisa jadi enggan untuk berbicara tentang China, mitra dagang penting yang juga dianggapnya sebagai kunci dalam berurusan dengan pemerintah Korea Utara.

Moon mengatakan pada konferensi pers 'tidak ada tekanan' tentang masalah tersebut dari Biden dalam pertemuan mereka.

Berita lain terkait Joe Biden

Berita lain terkait Senjata Nuklir Korea Utara

Berita lain terkait Moon Jae In

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas