Wartawan Amerika Serikat Ditangkap, Total 34 Jurnalis dan Fotografer Ditahan oleh Militer Myanmar
Wartawan asal Amerika Serikat ditangkap oleh militer Myanmar saat akan naik pesawat ke luar negeri di Bandara Internasional Yangon, Senin (24/5/2021).
Penulis: Rica Agustina
Editor: Gigih
Lebih dari 800 orang telah dibunuh oleh militer, menurut kelompok pemantau lokal Assistance Association of Political Prisoners (AAPP).
Sementara itu, pers telah terperangkap dalam tindakan keras junta ketika militer berusaha memperketat kontrol atas arus informasi.
Setidaknya 34 jurnalis dan fotografer tetap ditahan di seluruh Myanmar, menurut kelompok pemantau Reporting ASEAN.
Militer juga membatasi akses internet dan memberedel izin lima kantor berita lokal.
Diberitakan sebelumnya, Reporter Jepang Yuki Kitazumi ditangkap oleh pihak berwenang di Myanmar bulan lalu.
Dia kemudian ditahan di Penjara Insein hingga dibebaskan minggu lalu.
Sekembalinya ke Tokyo, Kitazumi mengatakan tahanan politik di penjara itu telah disiksa dengan pemukulan dan kurang tidur.
Selanjutnya, pada Maret 2021 lalu, seorang jurnalis BBC ditahan sebentar setelah ditangkap oleh petugas berpakaian sipil saat melapor di luar pengadilan di Ibu Kota Naypyidaw.
Secara terpisah, jurnalis foto Polandia Robert Bociaga, yang juga ditangkap saat meliput aksi protes, dibebaskan pada Maret setelah hampir dua minggu ditahan.
Penangkapan itu terjadi ketika pemimpin sipil yang ditahan, Aung San Suu Kyi menyuarakan penentangan pada Senin, dalam penampilan pengadilan pertamanya sejak ditahan dalam kudeta.
Saat itu Aung San Suu Kyi bersumpah bahwa partai politiknya yang digulingkan militer akan terus hidup.
Untuk diketahui, dalam Indeks Kebebasan Pers Reporters Without Borders 2021, Myanmar berada di peringkat 140 dari 180 negara.
Baca juga: Ketua Pemilu Myanmar yang Ditunjuk Junta akan Pertimbangkan Pembubaran Partai NLD Aung San Suu Kyi
Sejak kudeta, wartawan di Myanmar menghadapi kampanye penangkapan sistematis dan penyensoran, kata badan pengawas itu.
"Banyak yang akan mengundurkan diri untuk bekerja secara sembunyi-sembunyi agar bebas melaporkan apa yang terjadi dan menghindari polisi," jelasnya, masih melansir sumber yang sama.