Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Malaysia Didesak Lockdown Penuh Setelah Delapan Hari Kasus Baru Tertinggi

Sultan Johor Bahru Ibrahim Iskandar mendesak lockdown penuh di Malaysia setelah delapan hari berturut-turut kenaikan tertinggi kasus Covid-19

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Malaysia Didesak Lockdown Penuh Setelah Delapan Hari Kasus Baru Tertinggi
Foto: Bernama
Seorang pekerja medis di Malaysia mengenakan alat pelindung diri terlihat bersandar di pintu gerbang. 

TRIBUNNEWS.COM, JOHOR BAHRU -  Pemerintah Malaysia terus didesak untuk melakukan penutupan (lockdown) penuh setelah jumlah kasus baru Covid-19 di atas 6.000 selama delapan hari terakhir.

Desakn terbaru disampaikan Sultan Johor Bahru, Sultan Ibrahim Iskandar. Ia meminta pemerintah Malaysia untuk mempertimbangkan "penutupan penuh" jika jumlah kasus Covid-19 di negara itu terus meningkat.

Sultan Ibrahim merilis pernyataan pada Rabu (26/5) malam, hari yang sama negeri jiran ini  melaporkan 7.478 kasus virus baru Corona, yang merupakan kenaikan tertinggi setiap hari dalam infeksi sejak dimulainya pandemi.

Negara ini telah mencatat lebih dari 6.000 kasus baru setiap hari selama delapan hari berturut-turut karena berjuang untuk menahan gelombang ketiga Covid-19.

“Lebih dari 7.400 kasus saja hari ini. Ini menakutkan dan kita membutuhkan hampir semua aspek masyarakat untuk tinggal di rumah untuk memutuskan rantai penularan. Virus itu menyebar melalui pergaulan orang," kata Sultan Ibrahim.

Baca juga: Bercanda Soal Tabrakan Dua Kereta di Malaysia, Kepala Prasarana Dipecat

Dia menambahkan bahwa orang Malaysia harus cukup disiplin dan mempraktikkan "penguncian diri" atau berisiko terinfeksi tanpa disadari.

“Oleh karena itu, harus ada disiplin di seluruh jajaran agar semua lapisan masyarakat berkomitmen untuk melakukan lockdown untuk mencegah hal terburuk terjadi pada kita semua. Pemerintah juga harus mempertimbangkan lockdown penuh, jika angka Covid-19 tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, "kata Sultan Ibrahim.

Berita Rekomendasi

Pemerintah sebelumnya telah menerapkan perintah kontrol pergerakan nasional (MCO) hingga 7 Juni untuk mengekang penyebaran pandemic. Tapi beberapa orang telah menyatakan frustrasi karena sektor ekonomi masih diizinkan beroperasi.

Selain itu, 60 persen pekerja di sektor swasta serta 20 persen di sektor publik diizinkan bekerja di kantor.

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin telah memperingatkan bahwa penguncian Covid-19 penuh, seperti MCO 1.0 yang diterapkan pada Maret 2020 dengan semua sektor ditutup, akan menjamin keselamatan orang, tetapi ada risiko ekonomi bisa runtuh.

Baca juga: Catat Kasus Baru Covid-19 Tertinggi, Warga Malaysia Diminta Self Lockdown

Muhyiddin berkata: “Jika kita perlu melakukannya lagi (dan menggelar bantuan ekonomi), kita membutuhkan lebih banyak uang. 340 miliar ringgit tidak akan cukup karena dampaknya lebih buruk. Saya perlu menyisihkan setengah triliun. Tapi apakah kita punya setengah triliun?,” katanya.

“Itu sebabnya kami belajar selama setahun terakhir, kami tidak bisa menutup perekonomian. Kita harus menyeimbangkan hidup dan mata pencaharian, Saya pikir hidup itu penting karena saya tidak ingin orang mati karena kelalaian kita atau kecerobohan mereka. Tapi saya juga tidak ingin ekonomi kita ambruk ke titik di mana orang tidak punya uang untuk makan,” ambahnya.

Dalam pernyataannya pada hari Rabu, Sultan Ibrahim menekankan bahwa penting bagi "semua lapisan masyarakat" untuk berkomitmen untuk mengunci diri demi garis depan, terutama staf medis, yang menurutnya harus "menanggung beban virus '. serangan gencar".

“Kami dapat melihat sendiri kelelahan dan depresi mereka, namun mereka dengan tekun berpegang pada tugas dan tugas mereka. Ingat, Covid-19 bukan satu-satunya penyakit yang harus mereka tangani," kata Sultan Ibrahim.

“Kasihanilah mereka. Kita semua harus melakukan bagian kita untuk mengurangi beban mereka dan memutus rantai penularan demi kebaikan kita yang lebih besar,” tambahnya.

Baca juga: Malaysia Catat Penambahan Kasus Tertinggi Covid-19, 7.478 Kasus Baru Rabu Ini

Sultan Ibrahim menambahkan bahwa dia juga berbicara dengan Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Noor Hisham Abdullah pada hari Rabu dan mendapat informasi terbaru terhadap perkembangan Covid-19.

Dia berkata: “Munculnya varian baru juga menakutkan, dan virus sekarang juga menyebar ke udara. Jika infeksi terus meningkat, saya khawatir akan semakin banyak varian Covid-19 yang muncul.

“Dalam masa-masa yang tidak pasti ini, saya juga mengimbau mereka yang mampu melangkah maju dan membantu orang lain yang mengalami masa-masa sulit dengan cara apapun yang mereka bisa,” latanya. (Tribunnews.com/ChannelNewsAsia/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas