Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menang Telak, Presiden Suriah Bashar al-Assad Unggul Saat Pemilihan Ulang

Presiden Suriah Bashar al-Assad telah terpilih kembali untuk masa jabatan kali ke-4 dengan mengantongi lebih dari 95 persen suara.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Menang Telak, Presiden Suriah Bashar al-Assad Unggul Saat Pemilihan Ulang
ISTIMEWA
Presiden Suriah Bashar Al-Assad 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS - Presiden Suriah Bashar al-Assad telah terpilih kembali untuk masa jabatan kali ke-4 dengan mengantongi lebih dari 95 persen suara.

Ia mengalahkan dua penantangnya, termasuk mantan pejabat senior koalisi pemberontak.




Pernyataan ini disampaikan otoritas Suriah dalam pengumuman pasca penghitungan suara.

Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (28/5/2021), menurut Ketua Legislatif Suriah Hammouda Sabbagh, jumlah pemilih dalam pemilihan yang digelar pada hari Rabu lalu adalah 78 persen, dan Assad memenangkan lebih dari 13 juta suara.

Sementara Mahmoud Ahmad Marei, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekjen koalisi pemberontak Front Nasional untuk Pembebasan Suriah, menerima sekitar 470.276 suara atau 3,1 persen.

Lalu Abdullah Sallum Abdullah dari Partai Serikat Sosialis berada pada urutan ketiga dengan perolehan suara sekitar 213.968 atau 1,5 persen.

Baca juga: Bashar al-Assad Menangkan Pilpres Suriah: Amerika, Turki, dan Inggris Bilang Tidak Sah

BERITA TERKAIT

Menteri Dalam Negeri Muhammad al-Rahmoun mengatakan bahwa jumlah total pemilih yang memenuhi syarat dalam pemilihan itu adalah 14.239.140 dari 18.107.000 warga Suriah, baik yang saat ini berada di dalam maupun luar negeri. 

"Terima kasih kepada semua warga Suriah atas rasa nasionalisme mereka yang tinggi dan partisipasi penting mereka. Untuk masa depan anak-anak Suriah dan kaum mudanya, mari mulai besok kita terapkan kampanye kerja kita untuk membangun harapan dan membangun Suriah," kata Assad dalam sebuah pernyataan setelah pengumuman hasil pemilihan.

Kekuatan Barat telah mengecam pemilu sebelumnya sebagai pemilu yang 'tidak sah, tidak bebas dan tidak adil', dengan alasan bahwa rezim Assad menolak suara dari para pengungsi dan diaspora.

Sementara Suriah menyebut pemilihan itu sesuai dengan konstitusi negaranya.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Jerman dan Italia pun menyatakan protes dan menyebut bahwa pemilihan itu diadakan 'di luar kerangka kerja yang dijelaskan dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254'.

Namun warga Suriah telah membalas protes itu dengan membeberkan alasan utama dibalik banyaknya warga diaspora yang tidak dapat menggunakan hak pilih.

Hal itu karena pemerintah negara Barat dan sekutu mereka telah menutup Kedutaan Besar Suriah yang ada di negara-negara itu selama dekade terakhir.

Selain mendapatkan protes dari negara Barat, 5 negara bagian juga mengutuk pemilihan tersebut dan telah mendukung para militan yang berusaha menggulingkan pemerintahan Assad sejak 2011 lalu.

Konflik tersebut pun diperparah dengan munculnya kelompok teroris ISIS yang mengklaim sebagian besar negara itu.

Hingga akhirnya Rusia mengirimkan pasukan ekspedisi atas permintaan Assad pada akhir 2015.

Perlu diketahui, Suriah telah mengundang pemantau pemilu internasional dari Rusia, China, India, Brasil, Afrika Selatan, Venezuela, Kuba, Nikaragua, Bolivia, Ekuador, dan Armenia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas