Tembak 9 Rekan Kerja, Pria di California Timbun 22.000 Amunisi, Motifnya Diduga karena Dendam
Seorang pria pelaku penembakan terhadap 9 rekan kerjanya di San Jose, California, AS ternyata menimbun puluhan ribu amunisi.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
Sementara itu Kirk Bertolet (64) baru saja mulai kerja ketika mendengar jeritan.
Dia dan beberapa orang lainnya melempar meja ke depan pintu dan Bertolet menelepon pusat kendali.
Bertolet, merupakan seorang pekerja pemeliharaan sinyal yang bekerja di unit terpisah dari Cassidy.
Menurutnya, pelaku penembakan yakni Cassidy menarget korbanya karena dia tidak melukai beberapa orang yang ia temui.
"Dia marah pada orang-orang tertentu. Dia marah, dan dia membalas dendam pada orang-orang yang sangat spesifik. Dia menembak orang. Dia membiarkan orang lain hidup," katanya.
Cassidy menembakkan 39 peluru.
Rekaman video menunjukkan dia berjalan tenang dari satu gedung ke gedung lain sembari menenteng tas ransel.
Mantan istri Cassidy mengatakan, mantan suaminya itu pernah bicara soal membunuh orang di tempat kerja lebih dari satu dekade lalu.
Baca juga: Penerjun Payung di California Tersangkut Kabel Listrik, Aksi Penyelamatan Berlangsung Dramatis
Baca juga: Negara Bagian AS Hadiahi Warga yang Divaksin: Uang Miliaran, Beasiswa, hingga Bir Gratis
Cecilia Nelms mengatakan kepada Associated Press bahwa Cassidy dulu pernah pulang kerja dengan kesal dan marah karena tugas yang menurutnya tidak adil.
Cassidy juga membahas kebenciannya terhadap tempat kerja ketika petugas bea cukai menahannya setelah perjalanan tahun 2016 ke Filipina, kata seorang pejabat administrasi kepada AP.
Polisi San Jose dalam pernyataannya mengatakan tidak menemukan catatan penangkapan atau hukuman federal untuk Cassidy di FBI.
Tetangga, kenalan, dan mantan pacar menggambarkannya sebagai seorang penyendiri, tidak ramah dan terkadang mudah marah.
"Dia tidak pernah di grup. Dia tidak pernah diterima oleh siapapun di sana. Dia adalah pria yang tidak pernah ambil bagian dalam apa pun yang dilakukan orang-orang," kata Bertolet.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)