Ini yang Perlu Diketahui soal Koalisi yang Disebut akan Gulingkan Netanyahu
Koalisi baru yang rapuh muncul setelah politisi sayap kanan Israel Naftali Bennett bergandengan tangan dengan pemimpin sentris Yair Lapid.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
Ia bergandengan tangan dengan Partai Lapid, Yesh Atid.
Dengan 17 kursi, Yesh Atid adalah partai terbesar kedua di 120 anggota Knesset, parlemen Israel.
Aliansi kanan-tengah yang dipimpin oleh Partai Likud Netanyahu muncul sebagai kelompok terbesar dalam pemilihan April.
Partai ini memiliki lebih dari 50 kursi, tetapi kurang dari 61 kursi yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan.
"Aliansi anti-Netanyahu akan rapuh dan membutuhkan dukungan dari luar oleh anggota parlemen Palestina-Israel," kata para ahli.
Baca juga: Survei SMRC: Pemilih Jokowi dan Prabowo Mayoritas Tolak Akui Keberadaan Israel
61 kursi yang menduduki parlemen terdiri dari:
Yesh Atid - 17
Sekutu Yesh Atid - 34
Yamina - 6
United Arab List - 4
Koresponden Harry Fawcett dari Al Jazeera mengatakan, Lapid kemungkinan besar juga akan memasukkan Partai United Arab Listu dalam koalisi.
"Partai Lapid perlu memperkuat semua kesepakatan bilateral dengan berbagai partai konstituen saat koalisi ini dibentuk," tuturnya.
Apa agenda mereka?
Koalisi ini diharapkan fokus pada pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.
Bennett secara terbuka menentang solusi dua negara dari konflik Israel-Palestina.
Berita lain terkait dengan Politik Israel
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)