Wartawan AS Ditahan di Myanmar saat Mencoba Naik Pesawat untuk Pulang
Wartawan asal Amerika ditahan oleh pihak berwenang di Yangon, Senin (31/5/2021), ketika berusaha untuk naik pesawat dan keluar dari negara tersebut.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Editor berita yang berbasis di Myanmar asal Amerika ditahan oleh pihak berwenang di Yangon, Senin (31/5/2021), ketika berusaha untuk naik pesawat dan keluar dari negara yang dilanda kudeta itu.
"Warga negara Amerika Serikat dan redaktur pelaksana Frontier Myanmar, Danny Fenster ditahan di Bandara Internasional Yangon," kata outlet itu dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya yang terverifikasi.
Melansir France24, Departemen Luar Negeri AS mengatakan "mengetahui laporan" penangkapan itu.
"Kami menganggap serius tanggung jawab kami untuk membantu warga AS di luar negeri, dan sedang memantau situasinya," kata seorang juru bicara, sambil menolak memberikan rincian lebih lanjut karena alasan privasi.
Myanmar gempar sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta 1 Februari, dengan protes hampir setiap hari dan gerakan pembangkangan sipil nasional.
Lebih dari 800 orang telah dibunuh oleh militer, menurut kelompok pemantau lokal.
Pers terjebak dalam tindakan keras ketika junta mencoba memperketat kontrol atas arus informasi, membatasi akses internet dan mencabut izin media lokal.
"Kami tidak tahu mengapa Danny ditahan dan belum bisa menghubunginya sejak pagi ini. Kami prihatin atas kesejahteraannya dan menyerukan pembebasannya segera," kata Frontier dalam tweet.
"Prioritas kami saat ini adalah memastikan dia aman dan memberinya bantuan apa pun yang dia butuhkan."
Pemimpin Redaksi Frontier Thomas Kean kepada AFP membeberkan, Fenster (37) telah bekerja untuk majalah tersebut selama sekitar satu tahun dan sedang dalam perjalanan pulang untuk menemui keluarganya.
Outlet tersebut mengetahui sekitar pukul 10.00 pagi bahwa Fenster tidak diizinkan naik pesawatnya dari Yangon.
Dalam sebuah pesan yang dibagikan kepada AFP, saudara laki-laki Fenster, Bryan, mengatakan keluarga itu "terkejut dan sangat bingung" dengan penahanan tersebut.
"Kami telah diyakinkan bahwa tidak ada kekhawatiran akan keselamatannya tetapi tidak diragukan lagi kami sangat khawatir," katanya.
Baca juga: Amerika Puji Kepemimpinan Indonesia Tangani Krisis di Myanmar
Setidaknya 34 jurnalis dan fotografer tetap ditahan di seluruh Myanmar, menurut kelompok pemantau Reporting ASEAN.