Terlibat Penculikan Anak, Ahli Teori Konspirasi Buron dari Prancis Ditangkap di Malaysia
Ahli teori konspirasi Prancis Remy Daillet-Wiedemann yang buronan karena terlibat penculikan anak ditangkap di Langkawi, Malaysia, bersama keluarganya
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Polisi Malaysia mengatakan Kamis (3/6) bahwa mereka telah menahan seorang ahli teori konspirasi Prancis yang buronan dengan tuduhan mengorganisir penculikan seorang gadis.
Penjabat Kepala Penyelidikan Kriminal Kepolisian, Dev Kumar, mengatakan Remy Daillet-Wiedemann ditahan Sabtu pekan lalu di pulau resor utara Langkawi. Saat itu, sang buronan sedang bersama dengan istri hamil dan tiga anaknya yang berusia 18, 9 dan 2 tahun.
Polisi Prancis dilaporkan mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional pada bulan April untuk Daillet.
Pria ini dikenal sebagai seorang ahli teori konspirasi anti-pemerintah yang mereka duga membantu mengatur penculikan seorang gadis berusia 8 tahun di Prancis timur.
"Mereka ditangkap karena memiliki visa perjalanan yang kedaluwarsa," kata Dev kepada The Associated Press.
Baca juga: Kakak Beradik di Riau Jadi Korban Penculikan, Pelaku Ternyata Masih Tetangga Korban
Ditambahkan, penangkapan warga Prancis itu tidak ada hubungannya dengan surat perintahnya di Prancis.
Dia mengatakan keluarga itu diyakini telah tinggal di Langkawi sejak 2015, tetapi visa mereka berakhir pada 21 Mei.
Dia mengatakan Daillet sebelumnya menolak untuk menjalani tes swab Covid-19, menunda rencana untuk menyerahkannya ke biro imigrasi, tetapi dia akhirnya setuju untuk diuji pada hari Kamis.
Dev mengatakan Dallet akan diserahkan ke imigrasi jika tesnya negatif, bergabung dengan istri dan anak-anaknya.
“Kami memperhatikan kondisi istri dan anak-anak. Karena itu, kami mempercepat penyelidikan dan segera menyerahkannya ke Departemen Imigrasi untuk dideportasi. Kami berharap mereka tidak perlu menghabiskan waktu lebih lama dari yang diperlukan di Malaysia," kata Dev, seperti dilansir dari Channels News Asia.
Baca juga: KPK Bersurat Ke NCB Interpol Minta Terbitkan Red Notice Bagi Buronan Harun Masiku
Pejabat imigrasi dan Kedutaan Besar Prancis tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Mia Montemaggi yang berusia 8 tahun, diculik pada 13 April dan ditemukan di Swiss beberapa hari kemudian bersama ibunya di sebuah pabrik yang ditinggalkan.
Sang ibu diduga memerintahkan penculikan setelah dia kalah dalam perselisihan hak asuh, dan Daillet disebut sebagai dalang.
Beberapa orang yang memiliki hubungan sayap kanan telah didakwa dalam penculikan tersebut.
Daillet adalah mantan pemimpin regional dari partai Gerakan Demokratik sentris Prancis sebelum dia diusir pada 2010.
Baca juga: Tentara Myanmar Tangkap Aktor Paing Takhon, 120 Selebriti Jadi Buronan Junta Militer
Dia dilaporkan menjalankan situs web yang menyerukan penggulingan pemerintah Prancis dan mendukung teori konspirasi ekstrem termasuk menyerukan penghentian "penempatan anak-anak yang tidak semestinya" serta penggunaan masker wajah dan teknologi 5G. (Tribunnews.com/ChannelNewsAsia/Hasanah Samhudi)