Menlu Retno Sampaikan 3 Isu Utama pada Pertemuan Khusus Menlu ASEAN-China
Menlu Retno yang mewakili Indonesia membahas 3 isu utama terkait kerja sama ASEAN - China yang telah berjalan selama 30 tahun.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi baru saja mengikuti pertemuan khusus para Menlu ASEAN dan China yang digelar secara fisik di Chongqing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada Senin (7/6/2021).
Pada pertemuan itu, Menlu Retno yang mewakili Indonesia membahas 3 isu utama terkait kerja sama ASEAN - China yang telah berjalan selama 30 tahun.
"RRT merupakan salah satu mitra strategis dan salah satu mitra penting ASEAN," kata Retno di gelaran konferensi pers secara virtual, Senin (7/6/2021).
Tiga isu yang dibahas yakni terkait respon ASEAN - China terhadap pandemi, kerja sama dan pemulihan ekonomi, serta stabilitas di kawasan.
Baca juga: ASEAN Desak Junta Militer Myanmar Bebaskan Semua Tahanan Politik
Terkait pandemi, Retno menyinggung masalah vaksin dan mendorong China dalam peningkatan dukungan terhadap ASEAN respons fund, penyediaan dosis vaksin lewat Covax Facility dan peningkatan kapasitas produksi di negara lain.
"Dengan telah diterimanya persetujuan EUL WHO bagi Sinopharm dan Sinovac, diharapkan RRT dapat melakukan kerja sama dosis sharing termasuk melalui Covax," ujar Menlu RI.
Terkait pemulihan ekonomi berkelanjutan, RI mendorong China meningkatkan kerja sama pembangunan dan ekonomi hijau.
Mulai investasi maupun pembiayaan infrastruktur dan proyek ramah lingkungan, hingga pengembangan energi baru terbarukan.
"Segala upaya ini harus disinergikan agar kita dapat memimpin dengan teladan, dalam meningkatkan ambisi iklim di kawasan," kata Retno.
Terkait isu stabilitas di kawasan, Retno mendorong kembali perdamaian di Myanmar dan agar negara-negata ASEAN segera mengimplementasikan 5 point konsensus pertemuan ASEAN Leaders Meeting di Jakarta 24 April lalu.
Dukungan China bagi stabilitas di Myanmar menurut Retno diperlukan karena akan memberikan kontribusi upaya mencapai solusi damai atas krisis yang terjadi.
"Saya sampaikan kembali bahwa keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar serta pemulihan demokrasi harus jadi prioritas utama kita," tegas Menlu RI.
Pertemuan khusus itu merupakan pertemuan fisik pertama para Menlu ASEAN dan China sejak Februari 2020 atau sebelum Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO.