5 Roket Sasar Pangkalan Udara di Irak yang Tampung Kontraktor AS
Pada Rabu malam (9/6/2021) lima roket dilaporkan menargetkan pangkalan udara Balad, Irak.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Lima roket dilaporkan menargetkan pangkalan udara Balad, Irak, Rabu (9/6/2021) malam.
Pangkalan udara Balad yang berada di utara Baghdad digunakan oleh perusahaan AS Sallyport untuk melayani jet tempur F-16 yang diterbangkan oleh angkatan udara Irak.
Pangkalan udara ini telah berulang kali menjadi sasaran tembakan roket.
Melansir Arab News, dua proyektil diketahui jatuh di dekat area yang digunakan kontraktor Amerika Serikat (AS).
Pejabat keamanan mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada korban atas peristiwa ini.
"Tidak ada korban atau kerusakan," kata pejabat itu.
Baca juga: Pangkalan PLP Tanjung Uban Siap Siaga Jaga Keselamatan dan Keamanan Pelayaran Jelang Lebaran
Baca juga: Saham Eisai Jepang Meroket Setelah Temukan Obat Penangkal Alzheimer Pertama di Dunia
Perusahaan AS lainnya, Lockheed Martin, menarik stafnya dari pangkalan pada bulan lalu di tengah kekhawatiran tentang keselamatan personelnya.
Setidaknya tiga subkontraktor asing dan satu subkontraktor Irak terluka dalam serangan di Balad.
"Roket juga menghantam dekat pangkalan militer di Bandara Internasional Baghdad," kata tentara Irak dan pejabat keamanan.
Para pejabat keamanan mengatakan kepada Reuters, setelah serangan di pangkalan udara itu, setidaknya satu roket menghantam di dekat bandara di pangkalan yang digunakan pesawat militer AS.
Mereka menuturkan kepada AFP, serangan itu dilakukan dengan "pesawat tak berawak."
Baca juga: Israel Rugi Bandar, Habiskan Sekira Rp 1,4 Miliar untuk Setiap Rudal Pencegat Roket Hamas
Baca juga: Korea Utara Tembakkan 2 Proyektil Tak Dikenal ke Laut Timur
AS secara rutin menyalahkan serangan semacam itu.
Pasukan AS berada di Irak sebagai bagian dari koalisi militer yang dibentuk untuk memerangi kelompok ISIS.
Serangan roket itu dipandang sebagai sarana untuk menekan Washington agar mengeluarkan semua personelnya yang tersisa, yang dipandang faksi-faksi terkait Iran sebagai kekuatan pendudukan.
Pada pertengahan April, para pejuang pro-Iran mengirim pesawat tak berawak berisi bahan peledak.
Berita lain terkait Irak
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)