Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ribuan Orang Kanada Turun ke Jalan, Dukung Keluarga Muslim yang Ditabrak Pria Diduga Islamofobia

Ribuan orang di Kanada turun ke jalan untuk memberikan dukungan kepada keluarga Muslim yang ditabrak hingga tewas oleh pria diduga Islamofobia.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Gigih
zoom-in Ribuan Orang Kanada Turun ke Jalan, Dukung Keluarga Muslim yang Ditabrak Pria Diduga Islamofobia
Nicole OSBORNE / AFP
Orang-orang memberikan penghormatan di tempat di mana seorang pria yang mengendarai truk pickup menabrak dan membunuh empat anggota keluarga Muslim di London, Ontario, Kanada pada 7 Juni 2021. Seorang pria yang mengendarai truk pick-up menabrak dan menewaskan empat anggota keluarga Muslim di selatan provinsi Ontario Kanada, polisi menyebut serangan "direncanakan". 

TRIBUNNEWS.COM - Orang-orang Kanada memberikan dukungan kepada keluarga Muslim yang ditabrak seorang pria pengemudi truk pick-up, dalam serangan yang digambarkan polisi sebagai kejahatan rasial.

Mereka berbaris sekitar tujuh kilometer, dari tempat di mana keluarga itu ditabrak ke sebuah masjid terdekat, situs yang dekat dengan tempat pelaku ditangkap oleh polisi.

Aksi tersebut diikuti ribuan orang pada Jumat (11/6/2021) di London, Ontario.

Beberapa dari mereka membawa plakat dengan pesan bertuliskan "Kebencian tidak punya rumah di sini" dan "Cinta di atas kebencian".

Seorang mahasiswa berusia 19 tahun yang mengikuti pawai, Abdullah al-Jarad, mengatakan orang-orang yang datang berasal dari berbagai komunitas.

Baca juga: Kutuk Aksi Terorisme di Kanada, Fahira Idris: Dunia Jangan Diam, Islamofobia Harus Dilawan

Mereka berkumpul di Ontario untuk satu tujuan yang sama, yakni memberi dukungan kepada keluarga Muslim yang dibunuh oleh pria diduga Islamofobia.

"Bagian terbaiknya bukan hanya jumlahnya, tetapi keragaman orang-orang yang datang dari setiap komunitas di London, berkumpul untuk tujuan ini," kata Abdullah al-Jarad, dikutip dari Al Jazeera.

BERITA REKOMENDASI

Setelah beberapa saat mengheningkan cipta menandai waktu tragedi itu, perwakilan dari beberapa agama memberikan pidato yang mengecam kebencian dan memberi hormat atas curahan dukungan untuk komunitas Muslim London yang berpenduduk 30.000 orang.

Adapun pawai juga digelar di Toronto, Ottawa, Montreal dan Quebec, di mana penembakan di sebuah masjid menewaskan enam orang pada 2017.

Serangan itu memicu kemarahan di seluruh Kanada, dengan politisi dari semua pihak mengutuk kejahatan itu.

Politisi menyerukan untuk mengambil tindakan demi mengekang kejahatan rasial dan Islamofobia.

Diberitakan sebelumnya, polisi di Provinsi Ontario, Kanada, mengatakan seorang pengemudi dengan sengaja menabrak lima orang pada Minggu (6/6/2021) malam.


Para korban yang merupakan anggota keluarga, ditabrak ketika menunggu untuk menyebrang jalan di Kota London, yakni sekitar 200 kilometer barat daya Toronto.

Dikutip dari Al Jazeera, pelaku diduga menabrak para korban karena mereka beragama Islam atau Muslim.

Tindakan yang telah dikecam sebagai tindakan kebencian yang tak terkatakan dan Islamofobia itu, menewaskan empat korban.

Dua pria duduk di samping papan bertuliskan 'Muslim yang tidak menyesal' di Masjid Muslim London selama pawai untuk mengakhiri kebencian
Dua pria duduk di samping papan bertuliskan 'Muslim yang tidak menyesal' di Masjid Muslim London selama pawai untuk mengakhiri kebencian (AFP)

Polisi mengatakan, empat korban yang tewas yaitu wanita berusia 77 dan 44 tahun, seorang pria berusia 46 tahun, dan seorang gadis berusia 15 tahun.

Sementara seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun mengalami luka serius dan sedang dalam pemulihan di rumah sakit.

Wali Kota London Ed Holder mengatakan insiden tersebut adalah tindakan pembunuhan massal terhadap Muslim yang berakar pada kebencian.

"Ini adalah tindakan pembunuhan massal yang dilakukan terhadap muslim. Itu berakar pada kebencian yang tak terkatakan," kata Holder.

Adapun pelaku yang diidentifikasi sebagai Nathaniel Veltman telah ditangkap, kata polisi dalam sebuah pernyataan.

Veltman ditangkap di tempat parkir mal tanpa perlawanan. Tidak ada bukti bahwa dia memiliki kaki tangan, jelas polisi.

Pelaku yang diketahui berusia 20 tahun itu kini didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu tuduhan percobaan pembunuhan.

"Ada bukti bahwa ini adalah tindakan yang direncanakan, direncanakan, dimotivasi oleh kebencian," kata Inspektur Detektif Paul Waight dari Departemen Kepolisian London.

"Kami yakin para korban menjadi sasaran karena keyakinan Islam mereka," sambung Waight.

Pada Kamis (10/6/2021), Veltman menjalani sidang secara singkat di pengadilan setempat, dan akan kembali ke pengadilan pada Senin (14/6/2021) besok.

Baca juga: Pria Penyerang Keluarga Muslim di Kanada Diduga Sempat Tertawa saat Ditangkap Polisi

Kronologi

Seorang saksi mata yang bernama Paige Martin mengatakan kepada wartawan kronologi insiden tersebut.

Dikatakan Martin, saat itu sebuah truk hitam melaju dengan kecepatan tinggi melewatinya dan menerobos lampu merah.

Beberapa saat kemudian, kecelakaan itu terjadi, lalu dia menghampiri tempat kejadian dan telah melihat kekacauan di sana.

Orang pertama yang merespon kejadian itu berlari untuk membantu, seorang petugas polisi melakukan pertolongan pertama pada satu orang, dan tiga orang lainnya sudah terbaring di tanah.

Beberapa orang berdiri di trotoar dan beberapa pengemudi turun dari mobil mereka untuk membantu.

"Saya tidak bisa menghilangkan suara jeritan dari kepala saya," kata Martin.

Kata Teman Korban

Zahid Khan, seorang teman keluarga yang menjadi korban, Zahid Khan mengatakan tiga generasi di antara yang tewas adalah nenek, ayah, ibu, dan putri yang masih remaja.

Keluarga tersebut telah berimigrasi dari Pakistan 14 tahun yang lalu dan merupakan anggota Masjid Muslim London yang berdedikasi, baik dan murah hati, kata Khan.

"Mereka hanya keluar untuk jalan-jalan yang akan mereka lakukan setiap hari," kata Khan sambil menangis di dekat lokasi kecelakaan.

Baca juga: Satu Keluarga Muslim Ditabrak, PM Kanada Sebut Pelaku Teroris: Mereka Diserang karena Keyakinan

Sebuah halaman web penggalangan dana mengatakan sang ayah adalah seorang fisioterapis dan penggemar kriket dan istrinya sedang mengerjakan PhD di bidang teknik sipil di Western University di London.

Putri mereka menyelesaikan kelas sembilan, dan neneknya adalah 'pilar' keluarga, kata halaman itu.

Keluarga itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa masyarakat perlu melawan kebencian dan Islamofobia.

"Pemuda yang melakukan aksi teror ini dipengaruhi oleh kelompok yang diasosiasikan, dan masyarakat lainnya harus mengambil sikap tegas terhadap ini, dari tingkat tertinggi di pemerintahan kita hingga setiap anggota masyarakat," kata Khan.

Islamofobia di Kanada

Serangan yang menewaskan empat korban itu adalah yang terburuk terhadap Muslim Kanada.

Wali Kota Holder mengatakan itu adalah pembunuhan massal terburuk yang pernah terjadi di kotanya.

Serangan hari Minggu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang serangan Islamofobia di provinsi-provinsi di seluruh Kanada dan seruan yang meluas kepada pihak berwenang untuk mengatasi rasisme, kekerasan yang dimotivasi kebencian, dan prevalensi kelompok sayap kanan.

Berdasarkan statistik Kanada, pada bulan Maret kejahatan rasial yang dilaporkan polisi yang menargetkan Muslim naik sedikit naik sedikit, yaitu tahun terakhir di mana data tersedia.

Dengan demikian kejahatan rasial naik 166 insiden dari tahun sebelumnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, wanita Muslim di Provinsi Alberta telah menjadi sasaran dalam beberapa insiden kekerasan verbal dan fisik.

Pada bulan September, Mohamed-Aslim Zafis yang berusia 58 tahun ditikam dengan fatal di luar sebuah masjid di ujung barat Toronto tempat dia bekerja sebagai penjaga.

Insiden itu mendorong seruan bagi pihak berwenang untuk menanggapi ancaman kekerasan sayap kanan lebih serius dan untuk menyelidiki serangan itu sebagai motivasi kebencian.

Baca juga: Seorang Pria di Kanada Tabrak 5 Anggota Keluarga Muslim, Pelaku Diduga Islamofobia

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas