7 Poin Penting yang Dibahas dalam KTT G7: Investigasi Asal Mula Covid-19 hingga Serangan Siber
Inilah 7 (tujuh) poin penting yang dibahas Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang dalam KTT G7 di Cornwall, Inggris.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
Selanjutnya usulan itu akan dibawa ke pertemuan negara-negara G20 di Italia bulan depan.
5. Rusia dan Serangan Siber
Negara-negara kaya menuntut Rusia mengambil tindakan terhadap mereka yang melakukan serangan siber dan menggunakan ransomware, dan menyerukan penyelidikan atas penggunaan senjata kimia di Rusia.
"Kami meminta Rusia untuk segera menyelidiki dan menjelaskan secara kredibel penggunaan senjata kimia di tanahnya, untuk mengakhiri tindakan keras sistematisnya terhadap masyarakat sipil dan media independen."
"Dan untuk mengidentifikasi, mengganggu, dan meminta pertanggungjawaban mereka yang berada di dalam perbatasannya yang melakukan serangan ransomware, penyalahgunaan mata uang virtual untuk mencuci uang tebusan, dan kejahatan dunia maya lainnya," demikian kata komunike KTT G7.
6. Perang Ethiopia
G7 juga menyerukan segera diakhirinya permusuhan di wilayah Tigray Ethiopia.
"Kami sangat prihatin dengan konflik yang sedang berlangsung di wilayah Tigray Ethiopia dan laporan tentang tragedi kemanusiaan besar yang sedang berlangsung," kata komunike tersebut.
"Kami menyerukan penghentian segera permusuhan, akses kemanusiaan tanpa hambatan ke semua wilayah dan penarikan segera pasukan Eritrea," lanjutnya.
Diketahui, pertempuran pecah di wilayah itu pada November antara pasukan pemerintah dan mantan partai yang berkuasa di wilayah itu, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).
Pasukan dari negara tetangga Eritrea juga memasuki konflik untuk mendukung Pemerintah Ethiopia.
7. Tantangan ke China
Para pemimpin negara G7 mengatakan mereka akan bekerja sama untuk menantang 'praktik ekonomi non-pasar' China dan menyerukan Beijing untuk menghormati hak asasi manusia di Xinjiang dan Hong Kong.
Presiden AS Joe Biden ingin membujuk sesama pemimpin demokratis untuk menghadirkan front yang lebih bersatu untuk bersaing secara ekonomi dengan Beijing dan dengan keras menyerukan 'kebijakan non-pasar dan pelanggaran hak asasi manusia' China.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.