PM Inggris Dijadwalkan Umumkan Perpanjangan Pembatasan Selama Satu Bulan
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan mengumumkan perpanjangan pembatasan terkait penularan virus varian Delta tinggi dan kondisi tawat inap
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan mengumumkan penundaan pencabutan seluruh pembatasan yang berlaku terkait virus Corona, yang semestinya berakhir 21 Juni.
Dikutip dari BBC, para menteri senior telah menandatangani keputusan untuk menunda pencabutan semua pembatasan setelah 21 Juni.
Sumber-sumber pemerintah mengatakan kepada BBC, aturan terbaru akan tetap berlaku selama empat minggu setelah tanggal ini.
Itu berarti klub malam akan tetap dilarang beroperasi dan warga Inggris dianjurkan untuk tetap bekerja dari rumah jika memungkinkan.
Menteri Luar Negeri Dominic Raab hari Minggu lalu mengatakan bahwaw keputusan untuk memperpanjang pembatsan ini tergantung pada kondisi tingkat penularan dan perawatan Covid di sejumlah rumah sakit.
Baca juga: Pejabat Inggris Waspadai Penularan Masif Covid-19 di Zona Penggemar Piala Eropa
Kasus positif Covid-19 di Inggris banyak disumbang oleh penularan varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India. Setidaknya 90 persen penularan Covid-19 di Inggris akibat varian Delta ini.
Virus ini diyakini sekitar 60 persen lebih menular daripada varian Alpha - yang pertama kali diidentifikasi di Kent dan sebelumnya dominan di Inggris, dan dua kali lebih mungkin mengakibatkan orang yang terinfeksi dirawat di rumah sakit.
Prof Andrew Hayward dari University College London, yang merupakan anggota kelompok Sage yang menjadi penasihat pemerintah, mengatakanpelonggaran pembatasan akan mempercepat penularan virus.
Dia mengatakan kepada Andrew Marr Show dari BBC bahwa Inggris akan mengalami gelombang ketiga yang substansial.
Pada hari Minggu, Inggris mencatat 7.490 kasus baru Covid-19 dan delapan kematian dalam waktu 28 hari setelah tes positif.
Baca juga: PM Inggris Boris Johnson Disebut Mengatakan Lebih Baik Lihat Tumpukan Mayat Dibanding Lockdown
Rata-rata tujuh hari untuk kasus di Inggris naik 49 persen dibandingkan dengan tujuh hari sebelumnya.
Sewaktu dalam lawatan ke Inggris untuk menghadiri KTT G-7, Johnson sempat menyinggung kemungkinan pembatalan pencabutan pembatasan ini.
Ia mengungkapkan jumlah kasus Covid-19 dan kondisi ketersediaan rawat inap menjadi masalah serius, perhatian seriusnya.
"Jelas bahwa varian India (virus Delta, red) lebih mudah menular dan juga benar bahwa kasusnya meningkat, dan tingkat rawat inap juga meningkat," katanya kepada Sky News.
"Sekarang, kami tidak tahu persis sejauh mana hal itu akan menyebabkan kematian tambahan, tetapi jelas ini masalah serius, perhatian serius,” ujarnya.
Baca juga: Boris Johnson Janjikan Pelonggaran Lockdown Secara Bertahap, Diawali dengan Pembukaan Sekolah
Pemerintah mengatakan ini menyarankan program vaksinasi untuk mengurangi dampak varian Delta, mendesak masyarakat untuk mendapatkan kedua suntikan.
Jenny Harries, kepala eksekutif Badan Keamanan Kesehatan Inggris, mengatakan bahwa "dua dosis memberikan perlindungan yang lebih signifikan" terhadap varian Delta daripada satu.
Di bawah peta jalan pemerintah, Inggris berencana untuk membatalkan aturan tentang jumlah di pertemuan sosial dan mengizinkan pernikahan besar dan pembukaan kembali klub malam mulai 21 Juni.
Tetapi para pejabat telah menekankan bahwa mereka terbuka untuk mengubah tanggal ini jika situasi virus berubah, dengan keputusan yang akan jatuh tempo minggu depan, karena banyak bisnis mendorong pembukaan kembali penuh.(Tribunnews.com/BBC/Dailymail/Hasanah Samhudi)