Ilmuwan China Bantah Teori Covid-19 Berasal dari Kebocoran Institut Virologi Wuhan
Ilmuwan China dokter Shi Zhengli membantah teori bahwa pandemi virus corona (Covid-19) berasal dari kebocoran Institut Virologi Wuhan.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Ilmuwan China dokter Shi Zhengli memberikan tanggapan mengenai teori bahwa pandemi virus corona (Covid-19) berasal dari kebocoran Institut Virologi Wuhan.
Kepada New York Times, dokter Shi Zhengli membantah institusinya menjadi penyebab bencana kesehatan tersebut.
Didesak mengenai bukti kaitan Covid-19 dan Institut Virologi Wuhan, dokter Shi Zhengli mengatakan pihaknya tidak memilikinya.
"Bagaimana saya bisa menawarkan bukti untuk sesuatu yang tidak ada buktinya?" kata dokter Shi Zhengli dikutip dari Channel News Asia.
"Saya tidak tahu bagaimana dunia menjadi seperti ini, terus-menerus menuangkan kotoran pada ilmuwan yang tidak bersalah," sambungnya.
Baca juga: Hasil Penelitian UGM, 28 dari 34 Sampel Spesimen Covid-19 di Kudus adalah Virus Corona Varian Delta
Baca juga: Menkes Budi Sadikin Sebut Varian Delta Mendominasi Tambahan Kasus Covid-19 di Tiga Wilayah Ini
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joe Biden bulan lalu memerintahkan Badan Intelijen Amerika Serikat untuk melapor kepadanya dalam tiga bulan ke depan tentang asal-usul virus corona (COVID-19).
Biden meminta Badan Intelijen AS untuk memastikan apakah COVID-19 pertama kali muncul di China dari sumber hewan atau dari kecelakaan berupa kebocoran laboratorium.
Diketahui, hipotesis kebocoran laboratorium telah dilontarkan sebelumnya selama pandemi, termasuk oleh pendahulu Biden, Donald Trump, tetapi secara luas diberhentikan sebagai teori konspirasi.
"Badan Intelijen harus melipatkandakan upaya mereka untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang dapat membawa kita lebih dekat ke kesimpulan yang pasti, dan melaporkan kembali kepada saya dalam 90 hari," kata Joe Biden dikutip dari Channel News Asia.
Adam Schiff, Ketua Komite Intelijen DPR, meminta China untuk segera datang demi menghindari kesimpulan prematur atau bermotif politik.
"Hambatan terus-menerus dari Beijing terhadap pemeriksaan yang transparan dan komprehensif terhadap fakta dan data yang relevan tentang sumber virus corona hanya dapat menunda pekerjaan penting yang diperlukan untuk membantu dunia mempersiapkan diri dengan lebih baik sebelum potensi pandemi berikutnya," kata Schiff.
"Meskipun demikian, saya yakin bahwa (komunitas intelijen) dan elemen lain dari pemerintah kami akan terus mengejar semua kemungkinan petunjuk dan memberikan temuan terbaru berbasis bukti yang sejalan dengan persyaratan 90 hari Presiden," sambungnya.
Sementara itu, Kedutaan Besar China di Amerika Serikat mengatakan, mempolitisasi asal-usul COVID-19 hanya akan menghambat penyelidikan lebih lanjut dan merusak upaya global untuk mengekang pandemi.
Pada Rabu (26/5/2021) malam, dalam sebuah pernyataan di situsnya, Kedutaan China mengatakan beberapa kekuatan telah terpaku pada manipulasi politik dan permainan menyalahkan.