WHO Sebut Covid-19 Varian Delta Bermutasi di 80 Negara, Perhatikan Gejalanya
Varian Delta dari Covid-19 kini bermutasi dan menyebar di lebih dari 80 negara, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Varian Delta dari Covid-19 kini bermutasi dan menyebar di lebih dari 80 negara, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Rabu (16/6/2021), Newsmax melaporkan.
Masuk dalam daftar Variant of Concern pada akhir Mei, varian Delta diyakini pertama kali ditemukan di India.
Menurut WHO, "Variant of Concern" berarti bahwa jenis tersebut dapat meningkatkan penularan atau meningkatkan keparahan serta menurunkan efektivitas tindakan kesehatan dan sosial masyarakat, diagnostik yang tersedia, dan terapi.
Strain Delta hanyalah salah satu dari 11 mutasi yang diidentifikasi oleh WHO, tujuh di antaranya saat ini tidak dianggap berbahaya.
Baca juga: Kemenkes Sebut Varian Delta India Miliki Tingkat Penularan 60 Persen Lebih Cepat dari Varian Inggris
Baca juga: Sakit Kepala dan Pilek, Gejala Covid-19 yang Berkaitan dengan Varian Delta atau Varian India
Penelitian telah menunjukkan, varian ini bahkan lebih menular daripada varian lainnya.
Pejabat WHO mengatakan, beberapa laporan telah menemukan bahwa varian itu juga menyebabkan gejala yang lebih parah, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi kesimpulan tersebut.
WHO juga melacak laporan terbaru dari varian "delta plus".
"Menurut saya, ini berarti ada mutasi tambahan yang telah diidentifikasi," kata Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis COVID-19 WHO, menurut CNBC.
"Di beberapa varian delta kami telah melihat satu mutasi lebih sedikit atau satu penghapusan alih-alih tambahan, jadi kami melihat semuanya."
Terlepas dari variasinya, WHO percaya bahwa vaksin saat ini dapat memberikan "setidaknya beberapa perlindungan" terhadap varian karena mereka "menimbulkan respons imun yang luas yang melibatkan berbagai antibodi dan sel."
Perubahan pada virus atau mutasi seharusnya tidak membuat vaksin benar-benar tidak efektif.
Tetapi jika memang demikian, vaksin dapat dimodifikasi untuk melawannya dengan lebih baik, menurut WHO.
WHO telah melacak mutasi virus sejak awal pandemi dan menyertakan tim khusus untuk evolusinya yang dengan cepat mendeteksi perubahan dan menilai dampaknya.
Menurut WHO, cara terbaik untuk memperlambat penyebaran varian adalah dengan menghentikan penyebaran virus pada sumbernya.