Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kim Jong Un Akui Korut sedang Krisis Pangan, Harga Pisang di Pyongyang Capai Rp641 Ribu

Kim Jong Un mengakui Korea Utara saat ini tengah mengalami krisis pangan. Harga pisang di Pyongyang bahkan mencapai Rp641 ribu per kilo.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
zoom-in Kim Jong Un Akui Korut sedang Krisis Pangan, Harga Pisang di Pyongyang Capai Rp641 Ribu
STR / AFP / KCNA VIA KNS
Dalam gambar yang diambil pada tanggal 25 Agustus 2020 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada tanggal 26 Agustus 2020 ini, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) menghadiri pertemuan biro politik dan dewan kebijakan eksekutif Komite pusat ke-7 Partai Pekerja Korea (WPK) di Pyongyang. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, telah mengakui negaranya tengah menghadapi kekurangan pangan.

Menurutnya, krisis pangan di Korea Utara disebabkan oleh topan dan banjir tahun lalu, dikutip dari CNN.

Kim mengatakan dalam rapat pleno Partai Buruh Korea, bahwa negaranya mengalami "situasi pangan yang genting", Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan pada Rabu.

Negara yang tertutup ini semakin memisahkan diri dari dunia luar selama pandemi.

Berbicara pada Selasa, Kim menyebut kondisi dan lingkungan yang dihadapi Korea Utara "menjadi lebih buruk saat memasuki tahun ini."

Gambar tak bertanggal dan dirahasiakan ini dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melalui KNS menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sedang memeriksa 1524 Unit tentara Rakyat Korea Utara.
Gambar tak bertanggal dan dirahasiakan ini dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melalui KNS menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sedang memeriksa 1524 Unit tentara Rakyat Korea Utara. (STR / KCNA VIA KNS / AFP)

Baca juga: Kim Jong Un Serukan Korea Utara Siap Berkonfrontasi dengan  Amerika Serikat

Baca juga: Kim Jong Un Sebut K-Pop sebagai Kanker Ganas, Tingkatkan Hukuman bagi Warga yang Nekat Mendengarkan

Padahal, ekonomi Korea Utara secara keseluruhan menunjukkan perbaikan.

Ia menuturkan, pertemuan partai yang berkuasa harus mengambil langkah terkait masalah tersebut, menurut KCNA.

BERITA REKOMENDASI

Walaupun Kim tak membeberkan secara jelas soal kekurangan pangan yang dihadapi Korea Utara, tampaknya situasi tersebut serius.

Pada April, KCNA menyebut Kim mendesak orang-orang untuk mengambil tindakan lainnya terkait "Maret yang sulit", saat berpidato di pertemuan politik tingkat atas.

Istilah "Maret yang sulit" mengacu pada periode kelaparan yang menghancurkan Korea Utara di awal 1900-an.

Kala itu, ekonomi Korea Utara menurun drastis setelah runtuhnya Uni Soviet, yang mengakhiri aliran bantuan ke negara itu.

Ratusan ribu orang, sebanyak 10 persen dari populasi negara, diperkirakan mati kelaparan.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) memperkirakan Korea Utara kekurangan sekitar 860 ribu ton makanan, cukup untuk persediaan lebih dari dua bulan.

Dalam sebuah laporan yang dirilis pada Senin, FAO mengatakan Korea Utara secara resmi berencana mengimpor hanya sekitar seperlima dari makanan yang dibutuhkan, untuk menutupi kekurangan dalam negeri.

Dikatakan bahwa sementara Korea Utara meningkatkan penanaman pertanian pada 2020, "sebagian besar hilang akibat banjir dan badai" yang dialami Semenanjung Korea sejak awal Agustus hingga awal September.

Kim Jong Un telah mengakui bahwa situasi makanan Korea Utara
Kim Jong Un telah mengakui bahwa situasi makanan Korea Utara "tegang", lapor media pemerintah. Pengakuan mengkhawatirkan di negara yang menderita kelaparan menghancurkan pada 1990-an di mana ratusan ribu meninggal (Twitter AFP)

Baca juga: Kim Jong Un Larang Rakyat Korut Pakai Skinny Jeans, Khawatir Bisa Pengaruhi Rezim

Baca juga: Korut Larang Penggunaan Obat dari China Setelah Ada Pejabatnya yang Meninggal Dunia

FAO telah memperingatkan, jika kesenjangan pasokan tak ditutupi melalui impor atau bantuan, Korea Utara bisa mengalami "masa sulit antara Agustus dan Oktober 2021."

Harga Pisang Capai Rp641 Ribu di Korea Utara

Media NK News, yang berbasis di Seoul, Korea Selatan, melaporkan satu kilogram pisang di Pyongyang, ibu kota Utara, mencapai harga Rp641 ribu.

Mengutip Daily Mirror, ini setara dengan tujuh pisang, yang berarti masing-masing berharga Rp91 ribu.

Bulan lalu, Radio Free Asia melaporkan bahwa beberapa petani Korea Utara diminta menyumbangkan dua liter urin mereka setiap hari untuk membantu memproduksi pupuk.

Diketahui, jarang bagi Kim untuk mengakui bahwa sedang terjadi masalah di Korea Utara.

Namun, para ahli tidak percaya kekurangan makanan akan menyebakan kelaparan di seluruh negeri, The Washington Post melaporkan.

Awal bulan ini, Dewan Keamanan PBB disarankan oleh Tomas Ojea Quintana untuk mempertimbangkan mencabut sanksi terhadap Korea Utara karena kekurangan pangan.

Tomas, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Korea Utara, mengungkapkan pandemi telah menyebabkan negara itu "kesulitan ekonomi yang drastis."

Tak hanya itu, perdagangan Korea Utara dengan China turun 90 persen pada Maret dan April.

Gambar tak bertanggal yang dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 29 Agustus 2020 ini menunjukkan seorang pegawai stasiun memeriksa suhu tubuh penumpang sebagai langkah untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19 di Pyongyang.
Gambar tak bertanggal yang dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 29 Agustus 2020 ini menunjukkan seorang pegawai stasiun memeriksa suhu tubuh penumpang sebagai langkah untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19 di Pyongyang. (KCNA VIA KNS / AFP)

Baca juga: Badan Intelijen Korsel: Korut Retas Pfizer, Coba Curi Informasi tentang Vaksin & Perawatan Covid-19

Baca juga: Rakyat Korut Dilaporkan Kelaparan Gara-gara Aturan Ketat Covid di Negara Itu

Institut Pengembangan Korea, sebuah lembaga wadah pemikir yang dikelola pemerintah yang berbasis di Seoul, memperkirakan Korea Utara akan kekurangan 1,35 juta ton makanan tahun ini.

Korea Utara membutuhkan sekitar 5,75 ton makanan setiap tahun untuk memberi makan negaranya, kata lembaga itu.

Lembaga itu mengatakan, kekurangan tersebut disebabkan topan musim panas dan banjir.

Selain itu, petani di Korea Utara kekurangan peralatan pertanian.

Pandemi juga memaksa Korea Utara untuk menutup perbatasan daratnya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas