Malaysia Pertimbangkan untuk Mencampur 2 Vaksin Covid-19 Berbeda untuk Meningkatkan Efikasi
Pemerintah Malaysia sedang mempertimbangkan untuk mencampur dua vaksin berbeda untuk meningkatkan kemanjuran terhadap varian Covid-19
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Vaksinasi heterolog, kata Khairy, adalah metode menggunakan dua vaksin berbeda untuk meningkatkan kemanjuran terhadap varian yang berbeda.
Ia menambahkan, data sejauh ini menunjukkan bahwa cara itu telah meningkatkan antibodi penetralisir dan meningkatkan efektivitas yang lebih baik terhadap varian yang berbeda.
"Kami mengawasi ini dengan sangat cermat. Kami tidak ingin membuat keputusan cepat tentang ini sebelum mendapatkan lebih banyak data."
"Setelah kelompok kerja teknis jelas tentang hal itu, mereka akan memberi tahu komite yang saya pimpin bersama Menteri Kesehatan."
"Kami kemudian akan menerapkan vaksinasi heterolog," kata Khairy saat webinar bertajuk The Path To Herd Immunity yang diselenggarakan oleh The Oxford & Cambridge Society Malaysia pada Rabu.
Ia mencatat bahwa ada kemungkinan bahwa mereka akan melakukan cara itu, karena banyak negara telah melakukannya untuk meningkatkan antibodi penetralisir dan kemanjuran.
"Selain itu, ketika menghadapi kendala pasokan vaksin, Anda bisa mencampurnya untuk memastikan efektivitas vaksin tetap ada," ujarnya.
Selama webinar, Khairy juga mengatakan pihak berwenang berpikir untuk memperpendek interval pemberian dosis AstraZeneca.
Tetapi ia mengakui ada kendala pasokan vaksin AstraZeneca.
"Sebagian pasokan AstraZeneca dari Covax tertunda dan beberapa pasokan dari Thailand juga sedikit tertunda."
"Jadi, kami sedang menghitung ulang jadwal pengiriman kami sekarang untuk melihat apakah kita dapat mempersingkat periode interval untuk AstraZeneca," katanya.
Interval dosis AstraZeneca saat ini adalah 12 minggu.
Baca juga: TANYA JAWAB Covid-19 Varian Delta: Alasan Mengapa Menjadi Perhatian hingga Efektivitas Vaksin
Baca juga: WHO Sebut Covid-19 Varian Delta Bermutasi di 80 Negara, Perhatikan Gejalanya