Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tinjauan Dasgupta Dorong Inggris Pantang Beri Bantuan Pembangunan Luar Negeri yang Merusak Alam

Inggris mulai mengambil tindakan untuk mencoba menghentikan hilangnya spesies dan melindungi keanekaragaman hayati dan alam.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tinjauan Dasgupta Dorong Inggris Pantang Beri Bantuan Pembangunan Luar Negeri yang Merusak Alam
istimewa
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Inggris menanggapi rekomendasi dari Dasgupta Review, yang diterbitkan pada bulan Februari pada Minggu ini.

Salah satunya pantang memberikan bantuan pembangunan luar negeri yang merusak dan membahayakan alam.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan, bahwa pemerintah Inggris telah menerima semua temuan utama dari Tinjauan Dasgupta.

Owen menjelaskan bahwa pemerintahannya mulai mengambil tindakan untuk mencoba menghentikan hilangnya spesies dan melindungi keanekaragaman hayati dan alam.

"Kita kehilangan ribuan spesies tumbuhan dan hewan setiap tahun dan ini adalah tragedi lingkungan dan kemanusiaan," kata Owen dalam keterangannya, Jumat (18/6/2021).

Tinjauan Dasgupta tentang ekonomi alam dan keanekaragaman hayati menyerukan perubahan mendesak yang transformatif dalam cara kita berpikir, bertindak dan mengukur keberhasilan ekonomi untuk melindungi dan meningkatkan kemakmuran manusia dan alam.

Berita Rekomendasi

Penelitian, yang memakan waktu hampir dua tahun untuk diselesaikan oleh Profesor Sir Partha Dasgupta dan timnya.

Dasgupta menemukan bahwa alam adalah aset yang paling berharga, karena semua aktivitas perekonomian manusia bergantung pada alam.

"Alam, dan keanekaragaman hayati yang menopangnya, pada akhirnya mendukung perekonomian, mata pencaharian dan kesejahteraan semua umat manusia," ujar Owen.

Dasgupta juga menemukan bahwa hingga saat ini, umat manusia secara kolektif telah salah dalam mengelola alam.

Baca juga: Laporan Parlemen Inggris: China Ingin Kendalikan WHO hingga Interpol dan Memperdaya Negara Lain

Tuntutan terhadap alam jauh melebihi kapasitasnya untuk terus memasok barang dan jasa yang kita andalkan.

Hal ini pada gilirannya menempatkan ekonomi, mata pencaharian dan kesejahteraan manusia dalam bahaya.

"Selain menghilangnya keanekaragaman dan keajaiban alam, siapa yang tahu penelitian apa yang tidak akan bisa kita lakukan, kemajuan ilmiah apa yang tidak akan bisa kita buat, karena spesies unik yang telah kita hilangkan," ujarnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas