Lebih Cepat Menular, 90 Persen Kasus Covid-19 di Uni Eropa Akibat Varian Delta Pada Agustus Nanti
90 Persen kasus baru Covid-19 di Uni Eropa pada Agustus mendatang akan diakibatkan oleh virus Varian Delta yang sangat menular
Editor: hasanah samhudi
Para ilmuwan menyelidiki kemampuan antibodi dalam darah dari orang-orang, yang divaksinasi dengan dua kali suntikan, untuk menetralkan varian yang lebih menular.
Baca juga: WHO Sebut Varian Delta Dapat Mendominasi Infeksi Covid-19 Global
Baca juga: Studi Inggris: Vaksin AstraZeneca 92 Persen Efektif Terhadap Varian Delta
“Tidak ada bukti penularan luas, yang menunjukkan bahwa generasi vaksin saat ini akan memberikan perlindungan terhadap varian B.1.617,” kata surat kabar itu.
Pekan lalu, analisis oleh Public Health England (PHE) juga menunjukkan bahwa vaksin yang dibuat oleh Pfizer dan AstraZeneca memberikan perlindungan lebih dari 90 persen terhadap rawat inap dari varian Delta.
Para peneliti Oxford juga menganalisis kemungkinan infeksi ulang pada orang yang sebelumnya memiliki Covid-19.
Melihat kemampuan antibodi dalam sampel darah mereka untuk menetralkan varian, risiko infeksi ulang dengan varian Delta muncul sangat tinggi pada individu yang sebelumnya terinfeksi oleh varian Beta dan Gamma yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan dan Brasil.
Delta Plus
Sementara itu, India pada Selasa (22/6i) menyatakan varian virus corona baru menjadi perhatian, dan mengatakan hampir dua lusin kasus telah terdeteksi di tiga negara bagian.
Menteri Kesehatan Federal Rajesh Bhushan mengatakan, varian yang diidentifikasi secara lokal sebagai "Delta plus" itu ditemukan dalam 16 kasus di negara bagian Maharashtra.
Baca juga: India Laporkan Temuan Varian Baru Covid-19 Delta Plus
Baca juga: Laporan Kesehatan Masyarakat Inggris: Orang yang Tak Divaksin Paling Berisiko Terpapar Varian Delta
Kementerian mengatakan Delta plus menunjukkan peningkatan penularan dan menyarankan negara bagian untuk meningkatkan pengujian.
Pada hari Senin, India memvaksinasi mencapai rekor memvaksin 8,6 juta orang dengan program vaksinasi gratis untuk semua orang dewasa.
Tapi para ahli meragukan vaksinasi itu bisa mempertahankan kecepatan vaksinasi itu.
"Ini jelas tidak berkelanjutan," ujar Chandrakant Lahariya, pakar kebijakan publik dan sistem kesehatan.
"Dengan kecepatan satu hari seperti itu, banyak negara bagian telah mengkonsumsi sebagian besar stok vaksin mereka saat ini, yang akan mempengaruhi vaksinasi dalam beberapa hari ke depan,” katanya.
Baca juga: Daftar Sebaran 104 Kasus Corona Varian Delta di Indonesia, Terbanyak Ada di Jawa Tengah
Dengan pasokan vaksin yang diproyeksikan saat ini untuk beberapa bulan ke depan, katanya, tingkat harian maksimum yang dapat dicapai adalah 4 hingga 5 juta dosis.