Pimpinan Federasi TK Swasta di Jepang Diduga Terlibat Kasus Penggelapan Uang 650 Juta Yen
FPTA melakukan survei retroaktif dengan akuntan, dan menemukan bahwa dana puluhan juta yen ditarik secara ilegal setiap tahun sejak 2016.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Lebih dari 650 juta yen ditemukan di Federasi Taman Kanak-kanak Swasta Jepang (FTKJ) dan federasi PTA organisasi terkait (FPTA).
Uang tersebut diduga diselewengkan oleh Ketua Federasi Taman kanak-kanak swasta Jepang, Kei Kagawa dan sekjen federasi tersebut.
FTKJ memiliki sekitar 7.500 taman kanak-kanak swasta di Jepang.
Tahun 2020, ditemukan bahwa 41 juta yen digunakan oleh "Asosiasi PTA TK Swasta Seluruh Jepang", yang merupakan organisasi terkait yang berfungsi sebagai Ketua.
Penggunaan uang tersebut tidak diketahui sumbernya.
Menurut orang-orang yang bersangkutan, ketika FTKJ menyelidiki lebih lanjut, ditemukan bahwa sekitar 100 juta yen baru dialihkan tahun lalu, dan jumlah total uang yang tidak diketahui sumbernya selama empat tahun hingga tahun lalu lebih dari 500 juta yen.
Selain itu, FPTA juga melakukan survei retroaktif dengan akuntan, dan menemukan bahwa dana puluhan juta yen ditarik secara ilegal setiap tahun sejak 2016.
Dan sekitar 150 juta yen dalam lima tahun hingga tahun lalu.
Baru ditemukan bahwa penggunaan jutaan yen tersebut tidak diketahui peruntukannya.
Baca juga: Kasus Pemalsuan Dokumen Kementerian Keuangan Jepang Bakal Diperiksa Ulang Pihak Ketiga
Total uang yang tidak diketahui sumbernya dari kedua organisasi tersebut berjumlah lebih dari 650 juta yen, dan Federasi Taman Kanak-Kanak Jepang melaporkan hal ini ke taman kanak-kanak di masing-masing taman kanak-kanak yang berafiliasi bulan Juni ini.
Pada bulan Maret 2021, kedua kelompok mengajukan pengaduan pidana ke Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo atas dugaan penggelapan oleh mantan sekretaris jenderal yang mengelola akun mantan ketua Kagawa Kei.
Menurut Federasi Taman Kanak-Kanak Jepang, mantan sekretaris jenderal menjelaskan kepada penyelidikan internal bahwa "Semua itu adalah instruksi dari mantan ketua Kagawa untuk menarik uang tunai."
Namun mantan ketua Kagawa membantahnya.
"Saya tidak mengalihkan, tidak menggunakan uang itu untuk kepentingan pribadi," kata dia.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.