Calon Politisi Jepang Pasang Foto Saat Pernikahan Sebagai Alat Kampanye Pemilu DPRD Tokyo
Seorang calon politisi anggota DPRD Tokyo memasang foto pernikahan dirinya bersama sang istri sebagai alat peraga kampanye.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang calon politisi anggota DPRD Tokyo memasang foto pernikahan dirinya bersama sang istri sebagai alat peraga kampanye.
Foto ini dipasang di salah satu distrik di Katsushikaku Tokyo.
Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah kampanye pemilu di Jepang khususnya kampanye anggota DPRD Tokyo.
"Tidak ada larangan, kecuali foto tanpa busana tentu dilarang. Ini pertama kali di Jepang poster pernikahan saat ciuman dijadikan poster kampanye calon politisi Jepang," ungkap sumber Tribunnews.com, panitia pemilu DPRD Tokyo.
Pemilu anggota DPRD Tokyo akan diadakan 4 Juli 2021.
Pada malam harinya biasanya hasilnya pemilu akan diumumkan dan keesokan harinya mulai dilakukan pelantikan politisi yang menang pemilu, sebagai anggota DPRD Tokyo.
Sepuluh hari sebelum pemilu sekitar 24 Juni lalu berbagai poster pemilu mulai dipasang di 23 distrik Tokyo dengan calon unggulan politisi masing-masing untuk setiap distrik.
Baca juga: Jumlah Penduduk Jepang 126.226.568 Jiwa, Turun 0,7 Persen Dibandingkan Sensus 5 Tahun Lalu
Pemilu kali ini mewarnai pula tema Olimpiade, salah satunya komentar Dirjen Badan Rumah Tangga Istana Kekaisaran Nishimura yang menyatakan dirinya prihatin akan penyelenggaraan Olimpiade di tengah pandemi corona.
Banyak media asing menyadur dan menuliskan sebagai komentar Kaisar.
"Itu komentar pribadi Nishimura saya rasa," papar PM Jepang Yoshihide Suga, Sabtu (25/6/2021).
Demikian pula Sekretaris Kabinet Jepang dan Menteri Olimpiade Tamayo Marukawa kepada Tribunnews.com menyatakan bahwa komentar itu sebagai komentar pribadi Nishimura, bukan komentar dari Kaisar Jepang.
Akira Momochi, seorang profesor yang ditunjuk secara khusus di Universitas Kokushikan, ikut mengkritik komentar Nishimura.
"Yang Mulia berpikir bahwa Anda ingin mencegah penyebaran infeksi ketika diadakan. Meskipun demikian, da perasaan seperti itu, Nishimura seharusnya tidak mempublikasikannya. Akibatnya jadi pembicaraan masyarakat," papar sang profesor.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.