Gelapkan Uang Kliennya 6 Juta Yen, Pengacara Jepang Ditangkap Polisi
Hiroya mengakui penyelidikan dan menyatakan bahwa dia memiliki utang puluhan juta yen untuk pacuan kuda dan menggunakannya untuk membayarnya.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Hiroya Nagai (46), seorang pengacara berusia 46 tahun di Tokyo ditangkap Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo karena dicurigai melakukan penggelapan untuk tujuan bisnis.
Hiroya Nagai adalah seorang pengacara di Daerah Shibuya yang tergabung dalam "Asosiasi Pengacara Tokyo".
Dia dituduh telah mengambil ganti rugi sekitar 6 juta yen untuk kliennya.
Menanggapi penyelidikan, sang pengacara menyatakan bahwa dia memiliki utang dalam jumlah besar karena pacuan kuda, lalu menggunakan uang itu untuk membayarnya. Demikian tulis NHK, Sabtu (26/6/2021).
Menurut Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo, ada kecurigaan penggelapan dalam bisnis, mengatakan bahwa pada bulan April 2020, Hiroya Nagai telah mengambil ganti rugi dari perusahaan asuransi untuk seorang pria yang menjadi klien dalam kecelakaan lalu lintas, sekitar 6 juta yen.
Baca juga: Banyak Eksekutif Perusahaan Kembali ke Jepang, Khawatir Melonjaknya Kasus Covid-19 di Indonesia
Hiroya Nagai mentransfer 2,5 juta yen ke rekening kliennya, tetapi seorang pria yang curiga bahwa jumlahnya kecil menghubungi perusahaan asuransi dan menemukan kerugian tersebut.
Dia mengakui penyelidikan dan menyatakan bahwa dia memiliki utang puluhan juta yen untuk pacuan kuda dan menggunakannya untuk membayarnya.
Selain itu, Departemen Kepolisian Metropolitan sedang menyelidiki perincian situasi, karena mengakui bahwa pihaknya juga telah mengambil kompensasi yang diterima untuk beberapa klien lain.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.