Tarian Tradisional Gayo Saman Diperkenalkan di Jepang Lewat Festival Seni Tokyo
Seni budaya Indonesia yang akan ditampilkan masuk ke dalam acara Forum Khusus Warisan Budaya Dunia ke-13 "Saman, Traditional Dance of the Gayo".
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Festival seni dan budaya dunia yang ditampilkan dalam Tokyo Tokyo Festival (Red: Ditulis dua kali Tokyo) juga menampilkan seni dan budaya dari Indonesia. Namun kali ini karena pandemi corona, festival hanya lewat video saja.
"Kita akan tampilkan juga seni budaya dari Indonesia nantinya. Tetapi karena pandemi saat ini dalam bentuk video," ungkap Yuko Ishiwata, Direktur Strategi Budaya Olimpiade dan Paralimpiade, Dewan Seni Tokyo, Yayasan Sejarah dan Budaya Metropolitan Tokyokepada Tribunnews.com, 24 Juni lalu.
Seni budaya Indonesia yang akan ditampilkan masuk ke dalam acara Forum Khusus Warisan Budaya Dunia ke-13 "Saman, Traditional Dance of the Gayo". Bisa dilihat di: https://www.wfes.jp/wforum/line-up/
Tarian Tradisional Gayo Saman dengan Nama Grup yaitu Saman Gayores "Lungiup Lanchun".
Tari Saman merupakan tarian yang cukup unik, karena tidak menggunakan alat musik. Namun, hanya menampilkan gerakan tangan, badan, dan kepala.
Hal lain yang menarik adalah posisi duduk penari dan goyangan badan ke kiri dan ke kanan saat syair lagu dinyanyikan.
Baca juga: Jumlah Penduduk Jepang 126.226.568 Jiwa, Turun 0,7 Persen Dibandingkan Sensus 5 Tahun Lalu
Tari Saman adalah tari tradisional yang berasal dari dataran tinggi tanah Gayo, Aceh Tenggara.
Di mana tari Saman diciptakan oleh Syekh Saman, seorang penyebar agama Islam di Aceh.
Oleh karena itu, tarian tersebut diberi nama Tari Saman sesuai dengan nama penciptanya.
Tari Saman merupakan pengembangan dari permainan rakyat, tari Tepuk Abe.
Tari Tepuk Abe sangat diminati oleh masyarakat Aceh pada waktu itu.
Hal inilah yang menyebabkan Syekh Saman mengembangkan Tari Tepuk Abe dengan menyisipi syair-syair yang berisi pujian-pujian kepada Allah SWT.
Tari Saman digunakan sebagai media dakwah agama Islam pada waktu itu.
Karena kondisi Aceh yang mengalami peperangan, maka Syekh Saman menambahkan syair-syair yang dapat menumbuhkan semangat juang masyarakat Aceh.
Unsur Tari Saman
Dikutip dari buku Lanskap Negeri Saman (2017) karya Rismawati, tari Saman adalah sebuah tarian Suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Nyanyian Tari Saman menggunakan bahasa Gayo.
Biasanya nyanyian tersebut diawali dengan puji-pujian kepada Allah.
Selanjutnya, ada salam sapaan kepada khalayak ramai, berbagai jenis nyanyian, dan pantun-pantun.
Hal itu sangat tergantung pada tema acara yang sedang digelar.
Pada Tari Saman menggunakan dua unsur gerak dasar, yakni tepuk tangan dan tepuk dada.
Tari Saman termasuk tarian yang cukup unik karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerpuk, kirep, lingang, dan surang-saring.
Baca juga: Bonus Musim Panas Perusahaan Jepang Turun 7,28 Persen
Selain Jepang yang tertarik, Korea juga ikut tertarik seni budaya Indonesia ini.
Para mahasiswa Chung Ang University, Korea Selatan, di masa lalu sempat menampilkan kemampuannya dalam Tari Saman sebagai bagian dari kegiatan pertukaran budaya dan bahasa dengan para mahasiswa Universitas Nasional.
Tari Saman dimainkan oleh laki-laki yang berjumlah ganjil minimal 7 orang. Jumlah penarinya tidak terbatas tapi harus ganjil.
Itu tentunya mempunyai makna tertentu. Tiap-tiap penari memiliki fungsi dan peran masing-masing.
Penampilan video Tarian Tradisional Gayo Saman direncanakan akan dilakukan tanggal 1 Agustus mendatang dan bisa disaksikan lewat Youtube.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.