Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kim Jong Un Copot Pejabat Senior Terkait Penanganan Covid-19 karena Dinilai Timbulkan Krisis Besar

Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un dikabarkan menggantikan posisi beberapa pejabat senior Korea Utara, Selasa (29/6/2021).

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Kim Jong Un Copot Pejabat Senior Terkait Penanganan Covid-19 karena Dinilai Timbulkan Krisis Besar
STR / KCNA VIA KNS / AFP
Gambar ini diambil pada 8 April 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 9 April 2021 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyampaikan pidato penutup di Konferensi Keenam Sekretaris Sel dari Partai Pekerja Korea di Pyongyang. 

TRIBUNNEWS.COM -  Kim Jong Un dikabarkan menggantikan posisi beberapa pejabat senior Korea Utara, Selasa (29/6/2021).

Dilansir France24, media pemerintah melaporkan pada Rabu (30/6/2021), keputusan Kim Jong Un diambil lantaran terjadi "insiden serius" terkait penanganan wabah Covid-19.

"Para pejabat menyebabkan insiden serius yang menimbulkan krisis besar bagi keselamatan bangsa dan rakyatnya," ungkap Kim Jong Un dalam pertemuan politbiro, diwartakan Kantor Berita Pusat Korea.

Namun, tidak ada rincian lebih lebih lanjut soal apa yang terjadi di belakangnya.

Baca juga: Intip 5 Evolusi Gaya Han So-Hee dalam Drama Korea, dari Reunited Worlds hingga Nevertheless

Gambar ini diambil pada 8 April 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 9 April 2021 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyampaikan pidato penutup di Konferensi Keenam Sekretaris Sel dari Partai Pekerja Korea di Pyongyang.
Gambar ini diambil pada 8 April 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 9 April 2021 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyampaikan pidato penutup di Konferensi Keenam Sekretaris Sel dari Partai Pekerja Korea di Pyongyang. (STR / KCNA VIA KNS / AFP)

Kim Jong Un menambahkan bahwa inkompetensi dan tidak bertanggung jawab dari para pejabat senior merupakan faktor utama yang menghambat pelaksaan tugas-tugas penting.

"Mereka terpikat oleh keegoisan dan kepasifan," ucap Kim Jong Un.

Sistem kesehatan negara miskin yang tengah mengembangkan senjata nuklir di bawah serangkaian sanksi internasional itu menghadapi kekurangan pasokan medis dan dinilai akan kewalahan menghadapi wabah virus corona.

Berita Rekomendasi

Pyongyang sudah menutup perbatasannya sejak Januari 2020 kemarin untuk memutus penyebaran pandemi, yang pertama kali muncul di China dan menginfeksi seluruh dunia.

Hingga saat ini, Korea Utara belum secara terbuka mengonfirmasi kasus infeksi virus corona, baik di media pemerintah maupun statistik uji yang diungkapkan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: Studi: Vaksin Cegah 7,2 Juta Orang Terinfeksi dan 27 Ribu Orang Meninggal Karena Covid-19 di Inggris

Harga tinggi

Sejak pandemi dimulai, media pemerintah Korea Utara telah menyoroti upaya anti-coronavirus dan para pejabat telah mendesak orang-orang untuk tetap waspada.

Kim Jong Un sendiri dengan berlinang air mata berterima kasih kepada rakyatnya karena tidak memiliki kasus apa pun pada parade militer pada Oktober, meskipun para analis meragukan pernyataan tersebut.

Namun, pertahanan virus corona Pyongyang harus dibayar mahal.

Blokade yang dipaksakan sendiri dan ditegakkan secara ketat telah membuatnya lebih terisolasi dari sebelumnya.

Perdagangan dengan Beijing - jalur kehidupan ekonominya - melambat, sementara semua pekerja bantuan internasional telah pergi.

Beberapa kelompok bantuan PBB mengkonfirmasi kepada AFP bahwa dokumen Kebutuhan dan Prioritas -- laporan utama yang merangkum situasi kemanusiaan di negara itu dan menjadi dasar permohonan PBB -- tidak akan diterbitkan tahun ini.

Bulan ini Pyongyang mengakui sedang menangani krisis pangan, membunyikan alarm di negara dengan sektor pertanian yang hampir mati yang telah lama berjuang untuk mencari makan sendiri.

Sebelumnya Kim memperingatkan rakyatnya untuk bersiap menghadapi "situasi terburuk".

Baca juga: TNI Sebut Teroris OPM Bunuh Warga Sipil di Yahukimo Gunakan Senjata Rampasan

Kim Jong Un Terlihat Kurus

Semua orang di Korea Utara mengkhawatirkan penurunan berat badan pemimpin Kim Jong Un, CNA melaporkan.

Hal itu disampaikan seorang warga Pyongyang, yang tidak disebutkan namanya, kepada media pemerintah yang dikontrol ketat negara itu.

Komentar publik yang jarang terjadi, tentang kesehatan Kim Jong Un muncul setelah analis asing mencatat pada awal Juni bahwa pemimpin otokratis itu tampaknya telah kehilangan banyak berat badan.

"Melihat Sekjen (Kim Jong Un) yang disegani tampak kurus kering sangat menghancurkan hati rakyat kami," kata pria itu dalam wawancara yang disiarkan stasiun televisi KRT, Jumat (25/6/2021).

"Semua orang mengatakan bahwa air mata mereka menggenang," sambungnya.

Baca juga: Warga Korea Utara Dikatakan Sedih Hati Lihat Kim Jong Un Tampil Lebih Kurus di Video

Baca juga: Adik Kim Jong Un: AS Salah Berharap Bisa Dialog dengan Korea Utara

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menghadiri Rapat Pleno Komite Pusat Partai Pekerja Korea, Jumat (18/6). Foto dirilis KCNA pada Sabtu (19/6)
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menghadiri Rapat Pleno Komite Pusat Partai Pekerja Korea, Jumat (18/6). Foto dirilis KCNA pada Sabtu (19/6) (AFP)

Dalam video yang tidak dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters itu, warga Pyongyang terlihat menonton layar lebar di jalan yang menunjukkan konser.

Konser tersebut dihadiri Kim Jong Un dan pejabat partai setelah rapat pleno Partai Pekerja Korea (WPK) mereka.

Tidak ada rincian apa pun dalam video yang menjelaskan tentang penyebab penurunan berat badan pemimpin yang diyakini berusia 37 tahun itu.

Namun, menurut analis NK News, sebuah situs web berbasis di Seoul yang memantau Korea Utara, mencatat perbedaan penampilan Kim Jong Un.

Ketika Kim Jong Un muncul kembali di media pemerintah pada bulan Juni, setelah tidak terlihat di depan umum selama hampir sebulan, arlojinya tampak diikat lebih erat daripada sebelumnya.

Di sekitar jam tangan pun memperlihatkan pergelangan tangan Kim Jong Un yang lebih ramping.

Hal itu mengingatkan pada cengkraman ketat Kim Jong Un terhadap kekuasaan di Korea Utara, dan ketidakpastian atas rencana apa pun untuk penggantinya, tulis NK News.

Lebih lanjut, awal tahun lalu muncul spekulasi tentang kesehatan Kim Jong Un.

Spekulasi tersebut meledak setelah ia melewatkan perayaan ulang tahun kelahiran pendiri negara Kim II Sung pada 15 April.

Kim Jong Un lalu muncul kembali di depan umum pada awal Mei.

Pada tahun 2014, media pemerintah melaporkan bahwa Kim Jong Un menderita 'ketidaknyamanan', setelah lama tidak terlihat oleh publik.

Baca juga: Korea Utara Mobilisasi Pekerja dan Sukarelawan Atasi Kekurangan Pangan: Jangan Menolak

Baca juga: Krisis Pangan di Korea Utara, Harga Bahan Makan Non-pokok Ikut Meroket, Kopi Sebungkus Rp 1,4 Juta

Berita lain seputar Korea Utara

Berita lain terkait Penanganan Covid

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Rica)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas