Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aduhelm Biogen Jadi Obat Pertama yang Targetkan Penyebab Alzheimer

Dikembangkan oleh Biogen bersama Eisai Co Jepang, obat ini adalah pengobatan pertama yang secara langsung menargetkan penyebab penyakit.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Aduhelm Biogen Jadi Obat Pertama yang Targetkan Penyebab Alzheimer
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Kerja sama Eisai dan Biogen menciptakan obat penangkal Alzheimer. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MARYLAND - Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat (AS) telah menyetujui pengobatan baru dari Biogen untuk penderita Alzheimer.

Keputusan ini menjadikan obat yang disebut 'Aduhelm' itu sebagai obat pertama yang diberi 'lampu hijau' untuk menargetkan penyebab mendasar yang melatarbelakangi penyakit tersebut.

Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (11/7/2021), obat itu disetujui oleh FDA setelah hasil uji klinis menunjukkan bahwa pengobatan ini berhasil menargetkan amiloid yakni plak yang menumpuk pada otak penderita Alzheimer.

Aduhelm diklaim dapat membantu memperlambat timbulnya penyakit tersebut.

Dikembangkan oleh Biogen bersama Eisai Co Jepang, obat ini adalah pengobatan pertama yang secara langsung menargetkan penyebab penyakit.

Terkait persetujuan FDA AS ini, Direktur Organisasi Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat, Dr Patrizia Cavazzoni menggambarkannya sebagai 'penemuan' yang diharapkan mengarah pada pengurangan penurunan klinis dari bentuk demensia yang menghancurkan ini.

Baca juga: Manfaat Minyak Zaitun Extra Virgin, Bisa Bantu Lawan Kanker hingga Penyakit Alzheimer

Berita Rekomendasi

Terlepas dari pro dan kontra mengenai persetujuan tersebut, seorang ahli penyakit Alzheimer di Mayo Clinic, Dr Ronald Petersen memperingatkan bahwa pejabat kesehatan tidak boleh 'terlalu menjanjikan efektivitas Aduhelm' dan perlu menjelaskan bahwa 'ini bukan obat'.

Perlu diketahui, Biogen bersama Eisai Co, sebelumnya telah menghentikan pengembangan obat ini pada Maret 2019, karena khawatir pengobatannya tidak akan berhasil.

Namun, setelah menganalisis ulang data, perusahaan itu pun menarik keputusan mereka, karena menemukan bahwa pasien pada tahap awal penyakit ini mendapatkan manfaat dari dosis yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Menurut perkiraan Biogen, setelah keputusan FDA, ada sekitar 1,5 juta warga Amerika yang memenuhi syarat untuk menjalani perawatan yang diberikan melalui infus bulanan.

Namun ketersediaan obat yang berkelanjutan ini bergantung pada keberhasilan uji coba pasca-persetujuan untuk melakukan verifikasi manfaat klinis diantara para penggunanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas