Kebakaran Pabrik Pengolahan Makanan Bangladesh, 52 Orang Tewas, Pemilik Didakwa Lakukan Pembunuhan
Pemilik pabrik pengolahan makanan di Bangladesh ditangkap pihak berwajib atas tuduhan melakukan pembunuhan, pada Sabtu (10/7/2021).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pemilik pabrik pengolahan makanan di Bangladesh ditangkap pihak berwajib atas tuduhan melakukan pembunuhan, pada Sabtu (10/7/2021).
Sang pemilik ditahan setelah 52 orang tewas dalam kebakaran besar yang melanda pabrik tersebut pada Kamis sore (8/7/2021).
Di balik peristiwa tersebut, diketahui fakta lain, pabrik tersebut memperkerjakan anak-anak berusia 11 tahun.
Melansir Al Jazeera, kini pihak berwajib secara terpisah telah meluncurkan penyelidikan mengenai penggunaan pekerja anak di fasilitas tersebut.
Empat dari putra pemilik juga termasuk di antara delapan orang yang ditahan secara keseluruhan pada Sabtu.
Baca juga: Kebakaran Besar Landa Pabrik Pengolahan Makanan di Bangladesh, 52 Orang Tewas karena Terjebak Api
Baca juga: Sapi Terkecil di Dunia Ditemukan di Bangladesh, Tingginya Hanya 51 cm dengan Berat 28 kg
Layanan darurat mengatakan kepada Al Jazeera, mereka telah menemukan 49 mayat di pabrik Makanan dan Minuman Hashem di Rupganj, sebuah kota industri 25 kilometer di timur Ibu Kota, Dhaka.
Tiga orang juga tewas setelah melompat keluar dari gedung.
Para korban hangus dievakuasi menggunakan armada ambulans dan dibawa ke kamar mayat di tengah teriakan sedih dan air mata dari orang-orang yang menonton di jalan-jalan.
Jayedul Alam, kepala polisi distrik Narayanganj di mana pabrik itu berada mengatakan, pintu masuk telah digembok pada saat kebakaran dan pabrik itu melanggar beberapa peraturan kebakaran dan keselamatan.
"Itu adalah pembunuhan yang disengaja," kata kepala polisi kepada kantor berita AFP.
Seorang juru bicara pemadam kebakaran juga mengatakan pintu keluar ke tangga utama telah digembok. Bahan kimia dan plastik yang sangat mudah terbakar juga telah disimpan di dalam gedung
Tanvir Chowdhury dari Al Jazeera, melaporkan dari luar pabrik di Rupganj mengatakan, pihak berwenang telah bergerak cepat.
Mereka mencatat, biasanya diperlukan "beberapa hari atau minggu" sebelum penangkapan dilakukan.
"Polisi Rupganj telah mengajukan kasus pembunuhan terhadap mereka," kata Chowdhury, merujuk pada mereka yang ditahan.
Baca juga: Bangladesh Lockdown, Tentara dan Polisi Suruh Pulang Orang yang Keluar Rumah Kecuali Darurat
Baca juga: Jelang Lockdown, Puluhan Ribu Pekerja Migran Berbondong-bondong Eksodus dari Bangladesh