AS Terbangkan Ribuan Warga Afghanistan yang Pernah Membantunya Semasa Perang
Taliban menyerang polisi di provinsi-provinsi di sekitar ibu kota dan telah merebut penyeberangan perbatasan dengan Iran, Pakistan dan Turkmenistan.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, KABUL – AS meluncurkan Operasi Perlindungan Sekutu untuk mengangkut ribuan warga Afghanistan yang membantu mereka dan NATO selama 20 tahun pendudukan di Afghanistan.
Pernyataan dikeluarkan pejabat Gedung Putih dan Kedutaan AS di Kabul, seperti dikutip laman berita Aljazeera, Kamis (15/7/2021) waktu Kabul.
Penerbangan bagi mereka yang sudah dalam proses aplikasi visa AS akan dimulai pada minggu terakhir Juli ini.
“Kedubes AS akan berkoordinasi dengan Departemen Luar Negeri untuk mendukung Operation Allies Refuge,” kata Duta Besar Ross Wilson, Kuasa Usaha AS di Kabul.
“Operasi relokasi ini akan memungkinkan Amerika Serikat untuk memenuhi komitmennya kepada mereka yang telah melayani negara kita di sini dengan risiko pribadi yang besar,” kata Wilson.
Baca juga: Taliban Kibarkan Bendera di Area Vital, Kuasai Perbatasan Afghanistan dan Pakistan
Baca juga: Pemimpin Senior Taliban Ungkap Kelompoknya Enggan Terlibat Pertempuran di Dalam Kota Afghanistan
Baca juga: Taliban Mengklaim Telah Menguasai 85 Persen Wilayah Afghanistan
Kekhawatiran akan pengambilalihan Taliban di Kabul telah meningkat ketika kelompok bersenjata itu membuat kemajuan di medan perang melawan pasukan pemerintah Afghanistan.
Taliban menyerang polisi di provinsi-provinsi di sekitar ibu kota dan telah merebut penyeberangan perbatasan dengan negara tetangga Iran, Pakistan dan Turkmenistan.
Penarikan pasukan AS, mengurangi 4.000 tentara menjadi 650 yang akan tetap untuk melindungi kedutaan dan bandara Kabul, sudah 90 persen selesai.
AS telah menyerahkan kendali pangkalan udara Bagram kepada militer Afghanistan, dan komandan AS sejak 2018, Jenderal Austin 'Scott' Miller, telah dipanggil kembali ke Washington.
“Fokus langsung AS saat ini adalah relokasi warga negara Afghanistan yang memenuhi syarat dan keluarga mereka yang telah mendukung AS dan mitra mereka di Afghanistan.
Pernyataan disampaikan Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, kepada wartawan di Washington, DC, Kamis.
Ada sekitar 20.000 penerjemah, juru tulis, pengemudi, dan lainnya dengan anggota keluarga mereka yang sedang dalam proses mengajukan permohonan visa untuk memasuki AS.
Mereka ada di bawah program khusus untuk warga Afghanistan. Kongres AS sedang mempersiapkan undang-undang untuk mempercepat visa tersebut dan mendukung rencana relokasi darurat.
Psaki mengatakan sebagian besar dari kelompok itu akan "direlokasi langsung ke pangkalan militer di AS. Mereka akan menerima pemeriksaan medis, perumahan dan bantuan.
Lainnya yang belum menyelesaikan pemeriksaan latar belakang mereka, akan diterbangkan ke pangkalan militer AS di luar negeri atau ke negara ketiga.
Menurut Psaki, selanjutnya mereka akan ditempatkan secara aman sampai pemrosesan visa mereka selesai.
Dia tidak merinci pangkalan AS atau negara ketiga mana yang akan terlibat, dengan alasan masalah keamanan dan keselamatan bagi mereka yang direlokasi.
Rencana untuk merelokasi warga Afghanistan yang membantu AS telah berjalan selama berminggu-minggu.
Presiden AS Joe Biden, yang telah mengesahkan penerbangan, mengatakan, "Mereka yang membantu kami tidak akan kami tinggalkan." (Tribunnews.com/Aljazeera/xna)