Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kerusuhan di Afrika Selatan: 22.000 Tentara Dikerahkan Saat Jumlah Korban Tewas Capai 100 Jiwa

Afrika Selatan mulai mengerahkan lebih dari 20.000 tentara untuk membantu polisi dalam memadamkan kerusuhan yang telah berlangsung selama seminggu.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Kerusuhan di Afrika Selatan: 22.000 Tentara Dikerahkan Saat Jumlah Korban Tewas Capai 100 Jiwa
EMMANUEL CROSET / AFP
Dalam file foto ini diambil pada 04 Juli 2021 Mantan presiden Afrika Selatan Jacob Zuma berbicara kepada para pendukungnya di depan rumah pedesaannya di Nkandla untuk pertama kalinya sejak dia dijatuhi hukuman 15 bulan karena penghinaan terhadap pengadilan. 

TRIBUNNEWS.COM - Afrika Selatan mulai mengerahkan lebih dari 20.000 tentara pada Kamis (15/7/2021), untuk membantu polisi memadamkan kerusuhan yang telah berlangsung selama seminggu.

Pihak berwenang mengungkapkan perintah tersebut dikeluarkan ketika jumlah korban tewas akibat kerusuhan di Afrika Selatan melonjak menjadi 117 orang, menyusul pemenjaraan mantan Presiden Jacob Zuma.

Dalam salah satu pengerahan tentara terbesar sejak berakhirnya kekuasaan minoritas kulit putih pada 1994, pemerintah mengatakan 10.000 tentara turun ke jalan pada Kamis pagi (15/7/2021).

Melansir Al Jazeera, Angkatan Pertahanan Nasional Afrika Selatan juga telah memanggil semua pasukan cadangannya yang terdiri dari 12.000 tentara.

Baca juga: Fakta Kerusuhan di Afrika Selatan: Terjadi setelah Presiden Jacob Zuma Ditahan, 72 Warga Tewas

Baca juga: UPDATE Kerusuhan di Afrika Selatan: Lebih dari 1.700 Orang Ditangkap, 72 Orang Dilaporkan Tewas

Afrika Selatan mulai mengerahkan lebih dari 20.000 tentara untuk membantu polisi dalam memadamkan kerusuhan yang telah berlangsung selama seminggu, Kamis (15/7/2021).
Afrika Selatan mulai mengerahkan lebih dari 20.000 tentara untuk membantu polisi dalam memadamkan kerusuhan yang telah berlangsung selama seminggu, Kamis (15/7/2021). (Tangkap Layar Twitter Presidency ZA)

Konvoi lebih dari selusin pengangkut personel membawa tentara pada Kamis (15/7/2021) ke provinsi Gauteng, yang paling padat penduduknya di Afrika Selatan, yang meliputi kota terbesar, Johannesburg, dan ibu kota eksekutif, Pretoria.

Bus, truk, pesawat terbang, dan helikopter juga digunakan untuk memindahkan pengerahan besar pasukan ke tempat-tempat bermasalah di provinsi Gauteng dan KwaZulu-Natal yang telah mengalami kekerasan selama seminggu di daerah-daerah yang sebagian besar miskin.

Kerusuhan, yang dimulai Jumat lalu, dipicu oleh pemenjaraan mantan Presiden Zuma tetapi melebar menjadi keluhan atas ketidaksetaraan dan kemiskinan.

BERITA REKOMENDASI

"Lebih dari 2.200 orang telah ditangkap," klaim pejabat menteri di kepresidenan, Khumbudzo Ntshavheni pada konferensi pers, menambahkan bahwa Johannesburg sekarang "relatif tenang".

Namun di provinsi KwaZulu-Natal, pusat kekerasan, menteri mengatakan "situasi tetap tidak stabil, tetapi jauh lebih baik dan bergerak menuju stabilitas".

Sekitar 100 tindakan kekerasan telah tercatat pada hari Rabu, tetapi kurang dari tiga lusin pada hari Kamis, katanya.

Kekerasan sejauh ini belum menyebar ke tujuh provinsi lain di Afrika Selatan, di mana polisi dalam keadaan siaga.

Baca juga: POPULER Internasional: Kata WHO Soal Penggunaan 2 Vaksin Berbeda | Rusuh di Afrika Selatan

Baca juga: Kerusuhan di Afrika Selatan setelah Pemenjaraan Mantan Presiden Zuma Masih Berlanjut, 72 Orang Tewas

Seorang tersangka penjarah memohon kepada seorang tentara Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan (SANDF) yang menangkap tersangka penjarah di mal Jabulani di Soweto di pinggiran Johannesburg pada 13 Juli 2021.
Seorang tersangka penjarah memohon kepada seorang tentara Pasukan Pertahanan Nasional Afrika Selatan (SANDF) yang menangkap tersangka penjarah di mal Jabulani di Soweto di pinggiran Johannesburg pada 13 Juli 2021. (Emmanuel Croset/AFP)

Jauh lebih tenang


Bernard Smith dari Al Jazeera melaporkan dari Johannesburg mengatakan  situasi "jauh lebih tenang".

"Anggota komunitas (Johannesburg) pergi dengan tentara dari pintu ke pintu menemukan orang-orang yang telah menjarah dari toko-toko dan meminta mereka mengembalikan barang-barang itu," tambahnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas