Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menlu Rusia Sergei Lavrov Peringatkan Efek Menguatnya Kembali Taliban Afghanistan

Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan semua pasukan AS dan NATO meninggalkan Afghanistan sebelum 11 September 2021.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Menlu Rusia Sergei Lavrov Peringatkan Efek Menguatnya Kembali Taliban Afghanistan
Dimitar DILKOFF / AFP
Pemimpin gerakan dan perunding Taliban Abdul Latif Mansoor (kanan), Shahabuddin Delawar (tengah) dan Suhail Shaheen (kiri) berjalan untuk menghadiri konferensi pers di Moskow pada 9 Juli 2021. 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan pertempuran sengit di Afghanistan berisiko mengacaukan negara-negara tetangga di Asia Tengah.

Perkembangan buruk ini terjadi menyusul penarikan pasukan Amerika dan NATO dari negara itu dan Taliban mengambil lebih banyak wilayah.

Berbicara pada konferensi keamanan regional pada Jumat (16/7/2021), diplomat top Moskow itu mengatakan ketidakpastian perkembangan situasi militer-politik di negara ini dan sekitarnya telah meningkat.

“Sayangnya, dalam beberapa hari terakhir kita telah menyaksikan degradasi yang cepat dari situasi di Afghanistan,” kata Lavrov.

“Jelas bahwa dalam kondisi saat ini ada risiko nyata dari meluapnya ketidakstabilan ke negara-negara tetangga, ancaman skenario seperti itu adalah ancaman serius,” imbuhnya.

Baca juga: Pemimpin Senior Taliban Ungkap Kelompoknya Enggan Terlibat Pertempuran di Dalam Kota Afghanistan

Baca juga: Taliban Kibarkan Bendera di Area Vital, Kuasai Perbatasan Afghanistan dan Pakistan

Dalam beberapa hari terakhir, beberapa kelompok tentara Afghanistan yang setia kepada pemerintah yang diperangi di Kabul telah mencari perlindungan di negara tetangga Tajikistan.

Mereka melarikan diri dari serangan Taliban. Pihak Tajikistan menerima mereka, prajurit asing sesuai prinsip kemanusiaan dan bertetangga yang baik.

BERITA TERKAIT

Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan semua pasukan AS, yang sebelumnya beroperasi bersama unit-unit itu, akan meninggalkan negara itu sebelum peringatan serangan 11 September 2001.

Pekan lalu, Jenderal Kolonel Anatoly Sidorov, Kepala Staf Gabungan untuk pakta pertahanan bersama Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang berbasis di Moskow, mengatakan Taliban tidak akan diizinkan untuk membuat kerusuhan di wilayah tersebut.

“Kami telah melihat pos-pos Taliban. Setidaknya untuk saat ini, kami tidak melihat agresi datang dari (mereka),” kata Sidorov.

"Kita harus mengantisipasi serangan kecil oleh kelompok yang terdiri dari 20, 40, mungkin 70 orang. Tentu saja, mereka akan mendapat tanggapan yang memadai dari Tajikistan,” katanya.

Rusia telah menjanjikan dukungannya untuk keamanan Kirgistan, sekaligus menjadi tuan rumah pembicaraan damai dengan Taliban dalam upaya untuk mengamankan penyelesaian gencatan senjata di Afghanistan.

Awal bulan ini, kontingen perwakilan politik militan Islam bertemu dengan para pejabat di Moskow untuk membahas masa depan negara itu.

Perkembangan lain di perbatasan Afghanistan-Pakistan, pemerintah Islamabad menolak tuduhan pejabat senior Afghanistan yang menyebut Pakistan memberikan dukungan udara kepada Taliban.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas