Krisis Lebanon: Calon Perdana Menteri Saad Hariri Mengundurkan Diri
Calon Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengundurkan diri pada Kamis (15/7/2021)setelah gagal membentuk pemerintahan selama delapan bulan terakhir.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Calon Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengundurkan diri pada Kamis (15/7/2021) setelah gagal membentuk pemerintahan selama delapan bulan terakhir.
Hariri mengundurkan diri setelah pertemuan singkat dengan Presiden Michel Aoun di Istana Baabda.
"Saya mundur dari pembentukan pemerintahan," katanya kepada wartawan.
“Aoun menuntut beberapa amandemen, yang ia anggap penting, dan mengatakan kita tidak akan bisa mencapai pemahaman satu sama lain… Semoga Tuhan menyelamatkan negara ini.”
Baca juga: Krisis Ekonomi di Lebanon: Tentara Buka Tur Helikopter, Listrik Padam, hingga Mata Uang Anjlok
Baca juga: Arab Saudi Siapkan Ratusan Relawan Kesehatan Untuk Rawat Jemaah Haji
Dilansir Al Jazeera, Aoun menuduh Hariri sudah memutuskan untuk mundur sebelum pertemuan mereka.
"Hariri menolak setiap amandemen terkait perubahan kementerian, distribusi sektarian mereka, dan nama-nama yang terkait dengannya," kata kantor presiden dalam sebuah pernyataan.
Dalam sebuah wawancara dengan TV Al Jadeed Lebanon, Hariri mengatakan ia memilih kandidatnya berdasarkan keahlian dan kemampuan mereka untuk mereformasi ekonomi, tetapi Aoun tidak.
“Saya mengundurkan diri pada 2019 karena saya menginginkan pemerintahan yang ahli, dan jika kita membentuk pemerintahan Michel Aoun maka negara tidak akan selamat,” katanya.
“Masalah utama negara ini adalah Michel Aoun, yang bersekutu dengan Hizbullah, yang pada gilirannya melindunginya. Ini adalah persamaan di negara ini dan jika seseorang tidak dapat melihatnya maka mereka buta.”
Kantor Hariri menolak berkomentar kepada Al Jazeera.
Kemudian Kamis, pendukung Hariri dan partai Gerakan Masa Depannya turun ke jalan, memblokir jalan dengan membakar ban dan tempat sampah di beberapa daerah sekitar Beirut.
Beberapa lusin pengunjuk rasa di Sports City Beirut bentrok dengan tentara Libanon dengan perlengkapan anti huru hara yang menembakkan peluru baja berlapis karet.
Jalan raya utama di selatan ibu kota juga menjadi sasaran para demonstran. Jalan di utara kota Tripoli dan di selatan kota Sour juga diblokir.
Menyusul turunnya Hariri, pound Lebanon mencapai titik terendah baru sepanjang masa melebihi 21.000 terhadap dolar AS.