Krisis Lebanon: Calon Perdana Menteri Saad Hariri Mengundurkan Diri
Calon Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengundurkan diri pada Kamis (15/7/2021)setelah gagal membentuk pemerintahan selama delapan bulan terakhir.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Lira kini telah kehilangan 90 persen nilainya, secara efektif menguapkan tabungan ratusan ribu keluarga.
Setidaknya setengah dari populasi telah jatuh ke dalam kemiskinan, sementara inflasi makanan mencapai lebih dari 400 persen.
Kebuntuan politik telah berlangsung sejak pengangkatan kembali Hariri Oktober lalu, meskipun ada tekanan diplomatik dari Prancis, Arab Saudi, dan Amerika Serikat.
Uni Eropa telah mengancam akan menerapkan sanksi terhadap pejabat Libanon mencegah pemerintah baru untuk mengambil alih kekuasaan.
“Lebanon sedang menyaksikan penghancuran dirinya sendiri dan kelas politik yang harus disalahkan. Penguasa Lebanon tampaknya tidak dapat menemukan solusi untuk krisis yang mereka ciptakan,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian.
Baca juga: KSAL Kunjungi Awak KRI Sultan Hasanuddin-366 yang Selesai Jalankan Misi Perdamaian di Lebanon
Baca juga: Hizbullah Lebanon Bangun Banyak Terowongan Infiltrasi Menuju Wilayah Israel
Saling menyalahkan
Jamil Mouawad, rekan senior di Inisiatif Reformasi Arab, mengatakan pengunduran diri Hariri adalah contoh utama dari politik sektarian yang bermain di Lebanon.
“Sudah seperti ini selama bertahun-tahun, kecuali lembaga negara tidak lagi menutup-nutupi kosmetik seperti yang mereka lakukan sebelum krisis ekonomi,” kata Mouawad kepada Al Jazeera.
Ia menambahkan ketegangan sektarian kemungkinan akan berkobar sekarang.
“Pada fase berikutnya mereka akan mulai saling menyalahkan karena menghalangi pembentukan pemerintah.”
Hariri telah berselisih dengan Aoun mengenai ukuran dan distribusi pemerintahan baru.
Aoun menuduh proposal Hariri tidak memiliki perwakilan Kristen dan menolak sistem pembagian kekuasaan berbasis sektarian di negara itu.
Sementara Hariri menuduh Aoun menginginkan terlalu banyak bagian dalam pemerintahan.
Baca juga: Solidaritas untuk Palestina, Aksi Protes di Lebanon Terus Berlanjut
Baca juga: Mobil Listrik Pertama Lebanon Meluncur di Tengah Krisis Ekonomi
Ekonomi Lebaon yang hancur