Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kelompok Nasional Sayap Kanan Anti Korea Demo di Desa Olimpiade Tokyo Jepang

Kelompok nasional sayap kanan yang anti-Korea dipimpin oleh Nobuyuki Suzuki melakukan serangan terhadap patung wanita penghibur militer Jepang.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kelompok Nasional Sayap Kanan Anti Korea Demo di Desa Olimpiade Tokyo Jepang
Foto Chosun Ilbo versi Jepang
Pada tanggal 15 Juli 2021, spanduk dengan bendera Taegeuk (bendera Korea) dan kata-kata (alm) Jenderal Lee Sun-sin dipasang di gedung perumahan atlet Korea di Desa Olimpiade di Tokyo (kiri). Kemudian, pada tanggal 16 Juli, seorang demonstran Jepang dari kelompok paling kanan berdemonstrasi dengan Bendera Matahari Terbit di dekat perumahan atlet Korea tersebut. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sekitar tujuh orang dari kelompok nasional sayap kanan Jepang mengadakan demonstrasi di depan Desa Olimpiade Tokyo, Jumat (16/7/2021) sore sambil memegang Bendera Matahari Terbit zaman Perang Dunia II dan pengeras suara.

Mereka meneriakkan kata-kata "Kerja anti-Jepang bodoh, Korea tidak dapat diterima", dan bersikeras bahwa "tim Korea harus dikeluarkan."

Demonstrasi berlangsung selama sekitar satu jam, selama waktu itu polisi setempat di Jepang hanya mengawasi mereka dengan ketat.

Kelompok nasional sayap kanan yang anti-Korea dipimpin oleh Nobuyuki Suzuki (56), melakukan serangan terhadap patung wanita penghibur militer Jepang, jugun ianfu.

Pada Juni 2012, Nobuyuki Suzuki mengikat setumpuk kertas dengan tulisan "Takeshima adalah wilayah Jepang" ke patung jugun ianfu di depan bekas kedutaan Jepang di Jongno-gu, Seoul.

Saat itu, Nobuyuki Suzuki menerima total 20 permintaan pemanggilan dari pengadilan Korea sejak pertama kali diadili pada Februari 2013, namun tidak ditanggapi.

Berita Rekomendasi

Komite Olahraga dan Olimpiade Korea memasang spanduk di kamp atlet Korea di Desa Olimpiade Tokyo, mengatakan, "Masih ada dukungan dari 50 juta orang yang tersisa untuk para pengikut."

Kata-kata spanduk itu dari almarhum Jenderal Lee Sun-sin didedikasikan untuk Seonjo (Raja Korea) pada zaman Naga Air Yang. Ada 12 kapal perang yang tersisa. Seonjo tidak mati.

Baca juga: Malam Nanti Kontingen Tim Olimpiade Indonesia Bertolak ke Jepang, Tanpa Upacara Pelepasan

Ketika Komite Olahraga dan Olimpiade Korea mengangkat spanduk, media Jepang dan kelompok sayap kanan memberontak sekaligus.

Tokyo Sports melaporkan pada tanggal 15 Juli bahwa "Jenderal Yi Sun-sin telah didewakan di Korea Selatan sebagai 'pahlawan anti-Jepang' melawan Toyotomi Hideyoshi."

Mengenai hal ini, seorang pejabat Komite Olahraga dan Olimpiade Korea mengatakan, "Tidak masalah karena kami memasang spanduk setiap kali Olimpiade diadakan. Tidak ada protes resmi dari Panitia, dan bahkan jika ada, itu tidak akan berubah."

Presiden Ketua IOC Thomas Bach, Sabtu (17/7/2021) membenarkan pihaknya yang meminta untuk mencabut spanduk di Desa Olimpiade Tokyo untuk rombongan Korea tersbeut.

"Jangan boleh ada politik di Desa Olimpiade, itu permintaan kami," kata Thomas Bach.

Sementara itu Beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif dengan melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas