Khawatirkan Bahan Makanan dari Fukushima, Korea Operasikan Pusat Makan Siang untuk Atlet & Ofisial
Korea khawatir para atlet yang akan berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo akan diberikan bahan-bahan makanan dari Prefektur Fukushima.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Komite Olahraga dan Olimpiade Korea di Korea Selatan akan mengoperasikan pusat makan siang sekolah Korea di hotel terdekat Desa Olimpiade Tokyo mulai tanggal 18 Juli ini.
Alasannya karena khawatir para atlet Korea yang akan berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo akan diberikan bahan-bahan makanan dari Prefektur Fukushima.
"Selain itu, spanduk kontroversial Desa Olimpiade "Pahlawan Anti-Jepang" telah dicabut, Sabtu (17/7/2021) kemarin," ungkap televisi Jepang NTV, Jumat (17/7/2021).
Kekhawatiran delegasi Korea untuk Olimpiade tentang bahan-bahan di Prefektur Fukushima sehingga mengoperasikan pusat makan siang untuk para atlet dan ofisialnya sendiri.
Menurut media Korea, pusat makan siang sekolah Korea akan menyewa sebuah hotel di Urayasu, Chiba, dan operasi skala penuh akan dimulai pada tanggal 18 Juli 2021 ini.
Koki dan ahli gizi akan dikirim dari Korea Selatan untuk membuat kotak makan siang untuk 420 makanan sehari dan membawanya ke tempat kompetisi.
Selain mendatangkan kimchi dari Korea Selatan, bahan makanan yang dibeli di Jepang akan diperiksa kandungan radioaktifnya seperti cesium.
Setelah kecelakaan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, 11 Maret 2011, pihak Korea Selatan telah melarang impor produk laut dari delapan prefektur, termasuk Prefektur Fukushima, dan telah menyatakan keprihatinan yang kuat tentang kebijakan pelepasan air olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir ke laut.
Spanduk "Pahlawan Anti-Jepang" di Desa Olimpiade telah dicabut.
Selain itu, mengenai tim Korea, kata-kata almarhum Jenderal Lee Sun-sin, yang dikatakan sebagai "pahlawan anti-Jepang", berperang melawan tentara dari Jepang melawan Toyotomi Hideyoshi ke Korea di beranda Desa Olimpiade di Harumi, Tokyo beberapa spanduk merah kontroversial dipasang dengan kata-kata bernuansa anti Jepang yang dikutip dari Jenderal Lee tersebut.
Menurut Komite Olahraga dan Olimpiade Korea, IOC (Komite Olimpiade Internasional) meminta penghapusan pada tanggal 16 Juli, dengan mengatakan, "Teks spanduk mengingatkan pada jenderal yang berpartisipasi dalam pertempuran dan melanggar Pasal 50 Piagam Olimpiade."
Baca juga: Kelompok Nasional Sayap Kanan Anti Korea Demo di Desa Olimpiade Tokyo Jepang
Sebagai tanggapan, pihak Korea Selatan mengangkat masalah dengan IOC, pihak nasionalis sayap kanan Jepang menentang dan memberikan dukungan kepada Jepang dengan menggunakan "Bendera Matahari Terbit" zaman Perang Dunia II di depan Desa Olimpiade tersebut selama satu jam 16 Juli lalu.
Teks spanduk Korea dipasang 15 Juli lalu.
Di spanduk itu, ketika Jenderal Lee Sun-sin menyapa tentara dari Jepang, dia menyusun kata-kata, "Masih ada 12 kapal tersisa untuk para vassal," dan "para vasal masih memiliki 50 juta kapal."
Tim Olimpiade Korea dijadwalkan memasuki Jepang keseluruhan mulai tanggal 19 Juli besok, tetapi kekhawatiran keributan Jepang dan Korea Selatan telah muncul bahkan sebelum Olimpiade.
Demikian pula mengenai kunjungan Presiden Moon Jae-in ke Jepang pada upacara pembukaan Olimpiade, yang sedang dipertimbangkan.
Diskusi antara Jepang dan Korea Selatan telah sulit mengenai kondisi pertemuan puncak, dan belum ada kesimpulan yang dicapai hingga kini.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.