Bangladesh Cabut Lockdown selama 9 Hari untuk Merayakan Idul Adha, Puluhan Juta Orang Padati Pasar
Pemerintah Bangladesh menangguhkan lockdown selama 9 hari untuk merayakan Iduladha. Puluhan juta orang tampak memadati pasar dan terminal.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
Sementara itu, penangguhan lockdown telah disorot oleh para ahli kesehatan yang memperingatkan hal tersebut dapat memperburuk lonjakan berkelanjutan yang dipicu oleh Covid-19 varian Delta yang sangat menular, yang pertama kali terdeteksi di negara tetangga India.
Be-Nazir Ahmed, pakar kesehatan masyarakat dan mantan kepala Direktorat Kesehatan pemerintah mengingatkan mengenai kelangkaan tempat tidur dan ICU yang sudah terjadi di Bangladesh.
Selain itu, penyedia layanan kesehatan juga sudah kelelahan, sehingga hampir tidak mungkin untuk menangani krisis.
"Sudah ada kelangkaan tempat tidur, ICU, sementara penyedia layanan kesehatan kami kelelahan, hampir tidak mungkin untuk menangani krisis," kata Ahmed.
Dengan penyebaran virus yang merajalela, hampir semua sektor di Bangladesh diperintahkan ditutup pada 1 Juli 2021, dari pasar hingga transportasi massal.
Tentara dan penjaga perbatasan berpatroli di jalan-jalan dan ribuan orang ditangkap dan dikirim ke penjara karena melanggar aturan lockdown.
Namun, bahkan dengan dilakukannya pembatasan mobilitas masyarakat, kematian akibat virus corona masih berkisar sekitar 200 jiwa setiap hari, dan infeksi harian masih sekitar 11.000.
Menurut data worldometers.info, per Senin (19/7/2021) pukul 20.30 WIB, angka kematian bertambah 231 jiwa menjadi 18.125 jiwa, dan infeksi harian bertambah 13.321 kasus menjadi 1.117.310 kasus.
Terlepas dari peringatan para ahli, pejabat pemerintah belum menanggapi kritik terhadap pemberlakukan penangguhan lockdown.
Seorang pejabat di Kementerian Administrasi Publik, yang mengeluarkan perintah untuk menghentikan lockdown, merujuk The Associated Press ke pernyataan kebijakan ketika dimintai komentar.
Panggilan dan email ke juru bicara Kementerian Kesehatan tidak dibalas.
"Tetapi, dalam semua situasi orang harus tetap waspada, menggunakan masker wajah dan mengikuti instruksi kesehatan dengan ketat," kata pernyataan kebijakan pemerintah.
Baca juga: Kabar Corona Dunia: Indonesia Pecah Rekor Kematian, Inggris Siap Pesta, India Khawatir Gelombang 3
Baca juga: Dua Pertiga Warga Jepang Tidak Percaya Olimpiade Tokyo Aman Dari Covid-19
Seorang menteri junior dari Kementerian Administrasi Publik, Farhad Hossain, mengatakan kepada media lokal pada hari Sabtu bahwa lockdown perlu dilonggarkan karena banyak bisnis berputar di sekitar perayaan Idul Adha.
Seperti yang terlihat bagaimana di ibu kota terdapat kerumunan orang yang memadati mal dan pasar untuk berbelanja liburan mereka dan yang lainnya memadati pelabuhan dan terminal bus untuk pulang ke kampung halaman mereka di pedesaan.