Sempat Tolak Lockdown, PM Inggris Diklaim Sebut Hanya Lansia Usia 80an yang Kritis karena Covid-19
Eks penasihat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut, bahwa PM sebenarnya tidak siap dengan opsi lockdown untuk menanggulangi pandemi Covid-19
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Mantan penasihat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut, bahwa PM sebenarnya tidak siap dengan opsi lockdown untuk menanggulangi pandemi Covid-19.
Eks penasihat utama PM, Dominic Cummings muncul di layar TV untuk pertama kalinya pada Senin (19/7/2021) sejak berhenti dari kantor tahun lalu.
Sejak saat itu, Cummings melayangkan sejumlah kritik kepada pemerintah Inggris utamanya terkait penanganan Covid-19.
Dalam wawancara tersebut, Cummings mengatakan, PM Johnson enggan melakukan penguncian kedua pada musim gugur tahun lalu.
Alasan Johnson, kata Cummings, karena "orang-orang yang sekarat pada dasarnya berusia di atas 80 tahun".
Baca juga: Inggris Resmi Cabut Pembatasan Covid-19, Andalkan Tingkat Vaksinasi yang Tinggi
Baca juga: Antrean Panjang Di Klub Malam, Warga Inggris Rayakan Dicabutnya Aturan Pembatasan Covid-19
Dia juga mengklaim bahwa perdana menteri bersikeras bertemu Ratu Elizabeth II (95) saat wabah corona menyebar di kantornya pada awal pandemi.
Keinginan itu juga bertepatan dengan imbauan pemerintah untuk mengurangi kontak yang tidak perlu, terutama dengan lansia.
Penasihat politik ini sebelumnya menuduh pemerintah bertanggung jawab atas ribuan korban Covid-19 di Inggris.
Diketahui pada Oktober lalu, Cummings membagikan serangkaian pesan yang diduga berasal dari PM Johnson untuk para pembantunya.
Di salah satu pesan, Cummings mengatakan Johnson bercanda bahwa orang tua yang terpapar Covid-19 akan bisa sembuh dan hidup lama, karena kebanyakan pasien kritis adalah lansia yang usianya melewati rata-rata harapan hidup.
"Dan saya tidak lagi membeli semua barang NHS (National Health Service) yang kewalahan ini."
"Teman-teman, saya pikir kita mungkin perlu mengkalibrasi ulang," kata PM Johnson sebagaimana diklaim mantan penasihatnya, dikutip dari CNA.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen apakah pesan ini asli.
Menjawab hal ini, jubir Perdana Menteri Johnson mengatakan bahwa PM telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian berdasarkan saran ilmiah.