Beijing Dukung Petisi Usut Lab Fort Detrick AS dan Asal Muasal Virus Corona
Pada 2019, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengeluarkan perintah penghentian operasi di laboratorium kuman di tengah masalah keamanan.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Kementerian Luar Negeri Cina mendukung seruan untuk penyelidikan biolab Fort Detrick sebagai asal mula pandemi Covid-19.
Saat ini ada 4,7 juta warga Cina telah mengajukan petisi kepada WHO untuk mengirim para ahli ke fasilitas laboratorium militer di Maryland itu.
Juru bicara Kemenlu Cina, Zhao Lijian dikutip Russia Today mengatakan, warga Cina telah menyampaikan pesan yang jelas dalam menandatangani petisi, yang dibuat media The Global Times.
“Dalam waktu kurang dari lima hari, sekitar lima juta orang berpartisipasi. Angka yang meningkat mewakili aspirasi rakyat Cina,” kata Zhao Lijian.
“Ini menunjukkan kemarahan mereka pada beberapa orang di AS atas manipulasi politik terkait masalah ini (Covid-19),” imbuhnya.
Lijian mengatakan tanggung jawab menyelidiki lab Fort Detrick harus berada di tangan AS. Dia menyebut laporan penyakit pernapasan yang tidak diketahui yang menyebabkan pneumonia di Virginia pada musim panas 2019.
Sesudah itu muncul keputusan menghentikan operasi di biolab Maryland, yang dianggap mencurigakan dan layak untuk diselidiki.
Pada 2019, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengeluarkan perintah penghentian operasi di laboratorium kuman di tengah masalah keamanan.
Zhao Lijian juga mengutip wabah penyakit rokok elektrik berskala besar di Wisconsin pada tahun yang sama.
Rabu pagi, sekira 4,7 juta warga China telah menandatangani petisi yang menyerukan WHO untuk menyelidiki laboratorium AS sebagai sumber potensial pandemi Covid-19.
Petisi diluncurkan pekan lalu ketika kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengecam Beijing karena gagal memberikan data mentah dari hari-hari awal penyebarannya di Cina.
"Kami berutang kepada jutaan orang yang menderita dan jutaan orang yang meninggal untuk mengetahui apa yang terjadi," katanya.
Pakar WHO menghabiskan sekitar empat minggu di Cina awal tahun ini. Laporan mereka menunjukkan kasus yang diidentifikasi di Wuhan pada 2019 diyakini telah diperoleh dari sumber zoonosis.
Orang-orang yang terpapar virus dilaporkan sebelumnya mengunjungi atau bekerja di Pasar Grosis Makanan Laut Huanan.
Kemenlu China memberi tanggapan menyusul pernyataan Presiden AS Joe Biden yang memberi badan-badan intelijen 90 hari untuk menentukan asal-usul Covid-19.
Biden mengatakan pemerintahannya akan terus mendorong Cina untuk berpartisipasi dalam penyelidikan internasional yang penuh, transparan, berbasis bukti dan untuk menyediakan akses ke semua data dan bukti yang relevan.
Memperkuat pernyataan Kedutaan Besar China di Washington DC, Zhao meminta AS berhenti mengabaikan fakta dan sains dan menahan diri untuk tidak berulang kali menyerukan penyelidikan atas Cina.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)