Nanaka Takahashi Jadi Wartawan Cilik, Cari Tahu Orang-orang yang Pro dan Kontra Olimpiade Jepang
Nanaka juga menyaksikan sendiri banyak orang unjuk rasa dekat stadion Olimpiade saat menjelang pembukaan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Nanaka Takahashi khusus datang dari Sendai ke Tokyo untuk menjadi wartawan cilik, hanya karena ingin tahu pendapat pro dan kontra masyarakat sekitar mengenai Olimpiade Tokyo.
"Saya datang tanggal 22 Juli, ikut pembukaan Olimpiade 23 Juli dan Sabtu 24 Juli malam kembali pulang ke Sendai naik kereta api Shinkansen sekitar 90 menit," papar Nanaka Takahashi (12), pelajar SMP Universitas Pendidikan Miyagi khusus kepada Tribunnews.com, Senin (26/7/2021).
"Saya mau tahu langsung mewawancarai orang yang pro sama Olimpiade dan orang yang anti Olimpiade, setalah itu akan saya buat berita dalam bahasa Inggris kirim ke Kids Press di Amerika. Mungkin seminggu lagi dimuat," kata Nanaka.
Ketika ditanya apakah apakah setuju diselenggarakannya Olimpiade atau menentang, Nanaka mengatakan dirinya setuju diadakannya Olimpiade meski di tengah pandemi Covid-19.
"Saya setuju Olimpiade karena tahu pemerintah pasti menjaga dengan baik semua hal, antisipasi corona dengan baik, menjaga kesehatan atlet dan official serta orang terkait Olimpiade dengan baik, serta dijauhkan dari masyarakat umum di dalam bubble," ungkapnya.
Namun Nanaka juga menyaksikan sendiri banyak orang unjuk rasa dekat stadion Olimpiade saat menjelang pembukaan.
"Saya lihat banyak orang yang anti olimpiade berunjuk rasa dekat stadiun Olimpiade, semangat mereka keras untuk menentang diselenggarakannya Olimpiade, takut pandemi corona semakin meluas," paparnya.
Meskipun demikian Nanaka melihat justru pengunjuk rasa berisiko terpapar virus corona.
"Jadi mungkin bagusnya jangan kumpul-kumpul yang malahan justru meningkatkan risiko terinfeksi corona nantinya di dalam kelompok pengunjuk rasa," tambahnya.
Nanaka belajar bahasa Inggris sejak masih di taman kanak-kanan dan Sekolah Dasar.
"Mama membantu saya sampai sekolah dasar. Lalu saya masuk kursus bahasa Inggris di mana gurunya ada orang Amerika dan Orang Inggris. Saya praktik bicara Inggris juga dengan mereka itu," jelasnya.
Peminat makanan tahu, sushi, sashimi dan bakmi goreng itu juga memiliki hobi membaca buku serta nonton film animasi seperti Doraemon.
"Saya sudah pernah ke Amerika, Guam, Hawaii, dan Sydney Australia. Belum pernah ke Asia. Mau sih ke Bali kalau ada kesempatan, katanya saya dengar cantik sekali," harapnya.
Di masa mendatang Nanaka ingin menjadi penyiar televisi.
Baca juga: Raih Medali Perak Olimpiade Jepang, Eko Yuli Irawan Ingin Jadi Pelatih dan Buka Klub Angkat Besi
Karena itu kini dia tekun belajar mengenai bidang jurnalistik dengan menjadi wartawan cilik.
Nanaka, mencoba mewawancarai banyak orang dan membuat beritanya ke dalam bahasa Inggris berkat kesempatan yang diberikan oleh Kids Press, penerbitan Amerika.
Tulisan Nanaka pernah dimuat dan bisa dilihat di https://kpcnotebook.scholastic.com/
"Saya sudah bulat ingin jadi penyiar. Oleh karena itu setelah SMA akan masuk universitas dan coba lihat jurusan yang sesuai dengan keinginan saya supaya bisa menjadi penyiar nantinya di masa depan. Orang tua juga mendukung cita-cita saya ini," paparnya.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.