Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sindiran Humor Kepada PM Jepang Yoshihide Suga, 6 Orang Menolak Menyutradarai Film

Film sindiran Humor dokumenter politik Jepang sepanjang 104 menit, setelah 6 bulan dibuat akhirnya jadi juga. Sempat ditolak 6 atau 7 orang untuk men

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Sindiran Humor Kepada PM Jepang Yoshihide Suga, 6 Orang Menolak Menyutradarai Film
Foto Richard Susilo
Taketo Uchiyama (kiri) Sutradara Film  "Mencoba Pancake Beracun" dan Mitsunobu Kawamura (kanan) Produser Eksekutif Film tersebut. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Film sindiran Humor dokumenter politik Jepang sepanjang 104 menit, setelah 6 bulan dibuat akhirnya jadi juga. Sempat ditolak 6 atau 7 orang untuk menyutradarai film tersebut.

"Ide pembuatan film "Mencoba Pancake Beracun" sebenarnya sudah setahun lalu dan saat mencari siapa yang akan menyutradarai film tersebut, 6 atau 7 orang menolaknya," papar Mitsunobu Kawamura,  Produser Eksekutif Film tersebut.

Film bercerita mengenai hal-hal di belakang layar yang tak dapat diberitakan wartawan, karena ada tekanan besar yang tak terlihat membuat media Jepang akhirnya jadi tidak mampu untuk memberitakan politik di belakang layar tersebut.

"Masyarakat khususnya kalangan muda jadi acuh tak acuh terhadap pemerintahan Suga. Film ini berupaya akan meningkat kesadaran masyarakat terhadap politik terutama kalangan mudanya," tambahnya.

Film dokumenter tersebut juga memuat komentar berbagai kalangan politisi Jepang yang kelihatan tidak suka kepada Suga.

Akibatnya, saat Kawamura berusaha melempar posting lewat Twitter, menurutnya, pihak Twitter selalu menghapuskan.

Berita Rekomendasi

"Saya sudah mengirimkan surat ke Twitter dengan baik-baik mengapa saya punya akun sempat dibekukan dan mengapa postingan saya hilang. Tapi tak ada balasannya hingga sekarang," ungkapnya lagi.

Tanggal 15 Februari 2021 bahkan koran Asahi, tambahnya, pernah memuat wawancara dnegan pihak Twitter menjawab pertanyaan saya tersebut dan pihak twitter hanya menjawab bahwa ada kesalahan (error) dalam sistim sehingga kini sudah baik lagi, dan berusaha agar tidak terulang kembali kesalahan tersebut.

"Meskipun demikian sampai saat ini kalau saya posting di twitter, tak lama kemudian postingan saya dihapus pihak twitter. Saya tidak mengerti mengapa bisa terjadi dan pihak twitter tak pernah menjawab surat pertanyaan saya itu," lanjutnya.

Kawamura pun menanggapi pertanyaan Tribunnews.com apakah dia benci atau tidak kepada Suga menjawab, "Bukan soal benci atau tidak. Tetapi keseluruhan sistim yang ada akan berantakan kalau pemimpinnya tidak bisa melakukan kepemimpinannya dengan baik. Kita masyarakat kan tak mau dipimpin oleh pemimpin yang tidak jelas," jelasnya.

Naiknya Suga sebagai PM Jepang (September 2020 menggantikan PM Shinzo Abe) juga dianggap Kawamura tidak jelas alasan dan latar belakangnya, mengapa dia yang mesti diambil jadi PM Jepang.

Film yang bertujuan untuk menarik banyak anak muda lebih mau mengenal politik itu akan ditayangkan pertama kali di bioskop Shinjuku Piccadily tanggal 30 Juli 2021.

"Setelah beberapa bulan ditayangkan di bioskop mungkin saja kita pikirkan untuk tayang di internet supaya semakin banyak anak muda bisa melihatnya," tambahnya lagi kepada Tribunnews.com.

Pancake adalah kue kesukaan PM Suga, itulah sebabnya dijadikan judul film sindiran politik tersbeut.

"Saat ini sangat langka, bisa dikatakan tidak ada orang membuat film politik di Jepang. Juga tak ada orang seperti Michael Moore  di Jepang karena banyak orang tak tertarik atau acuh tak acuh kepada politik saat ini. Kita harus menyelamatkan negara ini dari kehancuran dengan merangsang kembali daya tarik politik bagi kalangan muda Jepang. Itulah sebabnya saya buat film ini," tambahnya.

Film dokumenter tersbeut juga di mix dengan gambar animasi Suga sehingga membuat tawa para penontonnya.

"Film ini dibuat dengan anggaran tidak besar karena ini film dokumenter," papar Kawamura lagi tak mau menyebutkan angka biaya pembuatan filmnya serta ada tidaknya sponsor pendanaan pembuatan film tersebut.

Sementara itu Beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif dengan melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas