Menolak Jadi Pion Perang Geopolitik AS-China, Negara Kecil Ini Cabut Proyek yang Didanai Beijing
Perdana Menteri Samoa memutuskan untuk membatalkan proyek pelabuhan yang didanai China berkaitan dengan persaingan geopolitik Washington dan Beijing.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
China adalah kreditur tunggal terbesar di Samoa.
Negara Tirai Bambu menyumbang sekitar 40% atau sekitar $160 juta, dari utang luar negeri Samoa.
Menanggapi hal ini, jubir Kemenlu China, Zhao Lijian, mengatakan bahwa pemerintah Samoa meminta China melakukan studi kelayakan atas proyek ini, setelah pernyataan Mataafa pada Mei lalu.
Dia mengatakan bantuan ini tidak memiliki unsur politik.
Mataafa mengatakan China telah menjadi mitra jangka panjang dan pemerintahnya akan menganggap hubungan ini sama seperti dengan negara lainnya.
"Saya pikir sebagai pemerintahan baru yang datang, kami akan melakukan itu untuk China dan mitra lain yang kami miliki," katanya.
"China hanya menjadi yang terdepan karena sifat pekerjaan yang didanai. Ada banyak infrastruktur, kebanyakan membangun infrastruktur yang tidak dilakukan oleh donor lain," jelasnya.
Mataafa yang dilantik pada 23 Juli ini, merupakan perdana menteri wanita pertama di Samoa.
Baca juga: AS Khawatir Soal Ancaman Peningkatan Kekuatan Nuklir China
Baca juga: China Laporkan Lonjakan Kasus Baru Covid-19
Pemilihan Mataafa mengakhiri kebuntuan politik di negara ini sejak sengketa pemilu 9 April lalu.
Malielegaoi telah memerintah negara kepulauan Pasifik itu selama 22 tahun, membuatnya menjadi salah satu pemimpin terlama di dunia.
Mataafa mengatakan pemerintahnya akan fokus pada anggaran nasional karena pandemi Covid-19 telah menghancurkan industri penting dalam negeri.
Pengangkatannya sempat digagalkan oleh undang-undang.
Selain itu, warga tradisional Samoa kurang mendukung keterlibatan wanita dalam dunia politik.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)