Kasus Covid-19 Dunia Didominasi Varian Delta, CDC: Perang Telah Berubah
Pusat Pengendalian Penyakit AS mengatakan, perang melawan Covid-19 telah berubah karena saat ini dunia menghadapi varian Delta yang lebih menular.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
CDC mengatakan, pada 26 Juli lalu sebanyak 6.587 orang terjangkit varian baru Covid-19 setelah divaksinasi penuh dan mereka dirawat di rumah sakit atau bahkan meninggal.
Lebih lanjut, CDC memperkirakan ada sekitar 35.000 infeksi bergejala setiap minggu di Amerika Serikat.
Varian Delta kebanyakan menyebabkan lonjakan kasus infeksi dan kematian di negara-negara yang masyarakatnya belum banyak divaksinasi.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, sistem kesehatan di banyak negara mulai kewalahan.
"Kami memerangi virus yang sama tetapi virus yang telah menjadi lebih bugar," kata pakar kedaruratan WHO, Mike Ryan.
Bahkan di negara-negara maju dengan tingkat vaksinasi yang cepat, saat ini juga mengalami lonjakan kasus akibat varian Delta.
Di AS, wilayah dengan tingkat vaksinasi rendah cenderung mengalami penambahan kasus Covid-19 yang tinggi.
Baca juga: Laporan Terbaru CDC AS: Varian Delta Menular Seperti Cacar Air
Baca juga: POPULER Internasional: RS di Thailand Kewalahan | CDC Rekomendasikan Pakai Masker di Dalam Ruangan
Baru-baru ini di Inggris, muncul laporan dari panel penasihat pemerintah bahwa perlindungan vaksin kemungkinan akan berkurang dari waktu ke waktu.
Situasi di Negara-negara Asia
Saat ini banyak negara Asia yang terpukul karena pandemi Covid-19 terutama penyebaran varian Delta.
Filipina mengumumkan rencana untuk mengunci ibu kota Manila selama dua minggu .
Di Jepang, pemerintah mengusulkan keadaan darurat hingga akhir Agustus di tiga prefektur dekat Tokyo dan prefektur barat Osaka.
Sementara itu Australia mulai Senin menerjunkan militer untuk membantu penanganan Covid-19 di lapangan bersama polisi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Berita lainnya seputar Covid-19 varian Delta