Banjir di Henan China: Korban Tewas 302 Orang, Tuai Kritik Masyarakat hingga Pelecehan Jurnalis
Banjir di Henan China menewaskan 302 orang dengan puluhan orang masih hilang, penanganan banjir pun dapat kritik masyarakat.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Korban tewas akibat banjir dahsyat bulan lalu di China tengah telah meningkat menjadi 302 orang dengan puluhan orang masih hilang, Al Jazeera melaporkan.
Dikatakan para pejabat, angka itu meningkat tiga kali lipat dari jumlah korban tewas yang dilaporkan pekan lalu.
Zhengzhou, ibu kota negara bagian provinsi Henan, terkena dampak paling parah dengan 292 orang tewas dan 47 hilang, kata pemerintah setempat dalam jumpa pers pada Senin (2/8/2021).
Tiga orang masih hilang di daerah lain di provinsi tersebut.
Sebelumnya, banjir telah menyebabkan penumpang kereta bawah tanah terjebak di gerbong yang mereka tumpangi.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, China Akan Lakukan Tes Terhadap Seluruh Warga Wuhan
Beberapa orang juga terjebak oleh air yang naik dengan cepat di tempat parkir mobil dan terowongan jalan.
Walikota Hou Hong mengatakan bahwa 39 mayat telah ditemukan dari tempat parkir bawah tanah dan area lain di ruang bawah tanah.
Sekitar 14 orang tewas di Jalur 5 jaringan kereta bawah tanah kota itu, di mana gambar dan video yang dibagikan di media sosial menunjukkan orang-orang berdiri setinggi leher di dalam air saat gerbong mereka terendam.
Zhengzhou, kota berpenduduk 12 juta orang diguyur hujan selama satu tahun hanya dalam tiga hari sejak 17 Juli 2021 dengan intensitas 617,1 milimeter.
Curah hujan itu disebut hampir setara dengan rata-rata tahunan kota yaitu 640,8 milimeter.
Baca juga: VIDEO Kepedulian Warga China di Tengah Banjir Besar, Tolong Orang Lain meski Sama-sama Dalam Bahaya
Para ahli mengatakan peristiwa cuaca ekstrem, termasuk banjir parah dan kekeringan, akan menjadi semakin umum sebagai akibat dari perubahan iklim.
Sementara itu, pada Senin (2/8/2021), kabinet China, Dewan Negara, mengumumkan tim investigasi akan memeriksa penanganan banjir dan mengusulkan langkah-langkah untuk meningkatkan pencegahan bencana, kantor berita resmi Xinhua melaporkan.
Pejabat kota dan provinsi telah menghadapi seruan untuk pertanggungjawaban.
Istri salah satu korban kereta bawah tanah mengatakan kepada media lokal bahwa dia akan menuntut operator metro karena kelalaian.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.