Game Online Terbesar China Disebut Narkotika Elektronik, Harga Sahamnya Anjlok
Harga saham game online terbesar China, Tencent, anjlok 10 persen karena game disebut sebagai narkotika elektronik yang menimbulkan kecanduan
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM - Saham dua perusahaan game online terbesar China, Tencent dan NetEase, anjlok pada perdagangan Selasa (3/8/2021) pagi.
Harga saham merosot setelah sebuah surat kabar lokal Economic Information Daily, yang berafiliasi dengan kantor berita pemerintah Xinhua, menyebut bahwa game online tersebut sebagai narkotika elektronik.
Dikutip dari BBC, saham Tencent dan NetEase turun lebih dari 10 persen di awal perdagangan Hong Kong sebelum kembali beranjak naik.
Disebutkan, investor semakin khawatir tentang Beijing yang menindak perusahaan.
Dalam beberapa bulan terakhir, pihak berwenang telah mengumumkan serangkaian tindakan untuk memperketat cengkeraman mereka pada teknologi dan perusahaan pendidikan swasta.
Baca juga: Tencent Akan Gunakan Facial Recognition untuk Cegah Anak-anak KecanduaN Game
Baca juga: Google, Facebook dan Tencent Inves Bareng di Gojek
Sebuah artikel yang diterbitkan oleh Harian Informasi Ekonomi yang dikelola negara mengatakan banyak remaja telah kecanduan game online dan sangat berdampak untuk mereka.
Dikutip dari Financial Times, artikel yang diterbitkan pada Selasa pagi tidak menyebutkan langsung nama Tencent.
Namun tulisan itu mengutip siswa yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa beberapa teman sekelas mereka menghabiskan delapan jam sehari untuk Honor of Kings.
Tulisan itu memperingatkan bahwa “narkotika elektronik jenis baru" ini maju dengan pesat, dan mendesak agar lebih banyak pembatasan pada industri tersebut.
"Tidak ada industri, tidak ada olahraga, dapat dibiarkan berkembang dengan cara yang akan menghancurkan satu generasi," katanya sebelum menyamakan game online dengan "candu spiritual".
Baca juga: PUBG Mobile 1.0 Rilis, Yuk Intip Apa Saja yang Dirombak Tencent
Baca juga: Pemerintah Jepang Makin Hati-hati Kepada Rakuten yang Terima Investasi dari Anak Perusahaan Tencent
Harga saham kembali pulih setelah suratkabar tersebut menghapus artikel itu dari akunnya di platform media sosial Wechat.
Menanggapi situasi ini, sebuah sumber menyebutkankan bahwa artikel itu tidak mewakili pemerintah.
“Laporan itu tentu saja bukan representasi dari sikap resmi (pemerintah pusat),” kata sumber yang menolak disebutkan namanya karena tidak berwenang berbicara kepada media.
Dalam pidato kepada perwakilan dari sektor perawatan kesehatan dan pendidikan negara itu Maret lalu, Presiden China Xi Jinping mengomentari masalah game.
Xi, seperti dikutip Xinhua mengatakan, kecanduan video game merupakan masalah bagi kesehatan psikologis kaum muda, Xinhua melaporkan saat itu.
Baca juga: Tencent dan PBB Ajak Pemuda Bikin Game Bertema Lingkungan
Baca juga: Facebook hingga Tencent Tanam Investasi di Gojek
Akses Anak-Anak
Tencent sekarang mengatakan akan mengambil langkah-langkah baru untuk mengurangi akses anak-anak dan waktu yang dihabiskan untuk game Honor of Kings-nya.
Perusahaan juga mengatakan berencana untuk akhirnya meluncurkan kebijakan tersebut ke semua game-nya.`
Tencent menjalankan bisnis video game terbesar di dunia berdasarkan pendapatan dan mengoperasikan aplikasi super serbaguna China WeChat.
Saham Tencent juga anjlok minggu lalu setelah diperintahkan untuk mengakhiri kesepakatan lisensi musik eksklusif dengan label rekaman di seluruh dunia.
Langkah ini bertujuan untuk mengatasi dominasi raksasa teknologi streaming musik online di negara itu, saat ini menguasai lebih dari 80 persen hak streaming musik eksklusif China setelah akuisisi pada 2016.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, China Akan Lakukan Tes Terhadap Seluruh Warga Wuhan
Baca juga: Xbox Family Perbarui Fitur demi Kurangi Risiko Kecanduan Main Game pada Anak
Tencent hanyalah satu dari sejumlah perusahaan China yang terdaftar di AS, Hong Kong dan China daratan yang sahamnya turun tajam tahun ini karena Beijing menekan industri teknologi dan pendidikan negara itu.
Pekan lalu, saham perusahaan les online China merosot setelah mereka kehilangan peluang untuk mengajar mata pelajaran inti di China.
Pedoman baru juga membatasi investasi asing di industri ini.
Pergeseran besar dalam kebijakan terjadi ketika pihak berwenang mencoba meredakan tekanan keuangan dalam membesarkan anak-anak.
Para pejabat khawatir setelah sensus terakhir China menunjukkan bahwa tingkat kelahiran telah turun ke level terendah dalam tujuh dekade.
Ini adalah salah satu perombakan terbesar dari sektor les privat senilai 120 miliar dolar AS (Rp 1.732 triliun) di negara itu. (Tribunnews.com/BBC/FT/SCMP/Hasanah Samhudi)