Wuhan Lakukan Tes Covid kepada 11 Juta Warganya, Buntut Temuan 7 Kasus setelah Setahun Bebas Pandemi
Wuhan akan melakukan tes Covid-19 kepada 11 juta warganya, hal itu buntut dari temuan 7 kasus baru setelah setahun bebas pandemi.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah di Kota Wuhan, China akan melakukan tes Covid-19 massal kepada 11 juta penduduknya.
Hal itu dilakukan setelah sejumlah kota di China melaporkan infeksi lokal pertamanya setelah lebih dari setahun bebas pandemi.
Seorang pejabat senior Wuhan, Li Tao membenarkan kabar 11 juta penduduk Wuhan akan melakukan pengujian massal.
"Dengan cepat, kami meluncurkan pengujian asam nukleat komprehensif untuk semua penduduk," kata Li Tao, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (4/8/2021).
Baca juga: Corona Muncul Lagi di Wuhan, Pemerintah Setempat akan Lakukan Tes Covid kepada Seluruh Warga
Sementara, Wuhan melaporkan pada Senin (2/8/2021), terdapat tujuh kasus baru infeksi lokal yang menimpa beberapa pekerja migran.
Temuan tersebut tentu memecahkan rekor di Wuhan selama setahun tanpa kasus infeksi lokal, karena lockdown berhasil menekan wabah awal pada 2020.
Padahal, China sebelumnya telah membatasi aktivitas warga di beberapa kota, dengan mengimbau tetap berada di rumah mereka.
Pemerintah China juga menghentikan operasi transportasi lokal dan menggelar tes Covid-19 massal dalam beberapa hari terakhir ketika mereka memerangi beberapa bulan lalu.
Tercatat, pada Selasa (3/8/2021), China melaporkan total 61 kasus baru Covid-19 yang merupakan penularan lokal.
Kasus baru tersebut merupakan wabah varian Delta yang menyebar dengan cepat mencapai puluhan kota di negara itu.
Salah satu infeksi varian Delta terjadi di antara petugas kebersihan bandara di Nanjing.
Seorang pejabat mengonfirmasi, kemungkinan, petugas kebersihan tersebut terpapar karena sanitasi dan perlindungan yang buruk.
Buntut temuan itu, bandara di Nanjing dan Yangzhou telah menangguhkan penerbangan lokal.
Otoritas penerbangan China pun menggelar pengujian lebih sering dan mewajibkan masyarakat untuk menggunakan masker dengan lebih ketat.
Corona Melonjak Lagi di China
Sebelumnya diberitakan Tribunnews, wabah virus corona yang pertama kali ditemukan di kota Nanjing, China telah menyebar ke lima provinsi dan Beijing.
Bahkan, pemerintah menyebutnya sebagai penularan paling luas setelah Wuhan.
Hampir 200 orang telah terinfeksi sejak virus itu pertama kali terdeteksi di bandara Nanjing pada 20 Juli 2021 lalu.
Mengutip BBC, semua penerbangan dari bandara Nanjing pun ditangguhkan hingga 11 Agustus.
Baca juga: Yellow Clinic Program Golkar Untuk Percepatan Vaksinasi Pemerintah
Baca juga: Mahfud Cerita Ada Warga Ngaku Bertemu Tuhan dan Provokasi Anti-vaksin, Ternyata Pelaku Vaksin Duluan
Para pejabat juga memulai pengujian di seluruh kota di tengah kritik atas "kegagalan" mereka.
Sekitar 9,3 juta penduduk kota, termasuk mereka yang berkunjung akan dilakukan pengujian Covid-19, menurut berita Xinhua.
Unggahan di media sosial menunjukkan orang mengantre dan pihak berwenang dilaporkan mendesak orang untuk memakai masker, berdiri terpisah satu meter dan menghindari berbicara saat mereka menunggu.
Para pejabat mengklaim varian virus Delta yang sangat menular berada di balik infeksi.
Saat ini, kasus telah menyebar lebih cepat mengingat betapa sibuknya bandara.
Ding Jie, seorang pejabat kesehatan di Nanjing, mengatakan kepada wartawan bahwa kasus-kasus infeksi terkait dengan petugas kebersihan yang bekerja dalam penerbangan dari Rusia yang tiba di kota itu pada 10 Juli.
Petugas kebersihan tidak mengikuti langkah-langkah kebersihan yang ketat, lapor Xinhua News.
Baca juga: CEO Pfizer Sebut Efektivitas Vaksin Covid Turun Jadi 84% setelah 6 Bulan
Baca juga: Pemerintah Target 300 Ribu Pelaku UMKM di Jawa Timur Segera Divaksin
Manajemen bandara telah ditegur, dengan badan disiplin senior Partai Komunis mengatakan memiliki "masalah seperti kurangnya pengawasan dan manajemen yang tidak profesional".
Pengujian telah menunjukkan bahwa virus tersebut kini telah menyebar ke setidaknya 13 kota termasuk Chengdu dan ibu kota Beijing.
Namun, para ahli yang dikutip oleh Global Times mengatakan mereka yakin wabah itu masih pada tahap awal dan dapat dikendalikan.
Pejabat lokal di Nanjing mengatakan bahwa tujuh dari mereka yang terinfeksi berada dalam kondisi kritis.
Baca juga: 30 Tahun Pengabdian Bharadaksa 91, Polsek Sukmajaya Vaksinasi Warga di Griya Lembah Depok
Baca juga: Israel Tawarkan Suntikan Booster Vaksin Pfizer/BioNTech untuk Para Lansia
Spekulasi soal vaksin
Lonjakan kasus baru telah membuat beberapa media sosial China berspekulasi tentang apakah vaksin China bekerja melawan varian Delta.
Tidak jelas apakah mereka yang terinfeksi telah divaksinasi.
Sejumlah negara Asia Tenggara yang mengandalkan vaksin China baru-baru ini mengumumkan akan menggunakan suntikan lain.
China sejauh ini berhasil mengendalikan sebagian besar virus dengan menutup perbatasan dan bergerak cepat untuk membasmi wabah lokal.
Berita lain terkait Infeksi Virus Corona
(Tribunnews.com/Maliana/Andari Wulan Nugrahani)