China akan Berantas Lagu-lagu yang Berisi 'Konten Ilegal' di Lebih dari 50 Ribu Tempat Karaoke
China sedang menyusun daftar hitam nasional lagu karaoke yang mengandung "konten ilegal."
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - China sedang menyusun daftar hitam nasional lagu karaoke yang mengandung "konten ilegal."
Lagu-lagu itu nantinya akan dilarang diputar di semua tempat hiburan menyanyi dan menari mulai 1 Oktober, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengumumkan.
Dilansir Insider, menurut kriteria baru, lagu akan termasuk ilegal adalah lagu yang mendorong penggunaan narkoba, perjudian, dan kekerasan atau bertentangan dengan tradisi budaya dan etika sosial, menurut pernyataan kementerian.
China juga akan mem-blacklisted lagu-lagu yang membahayakan keamanan atau persatuan nasional, menghasut kebencian atau diskriminasi etnis, melanggar konstitusi China, atau mempromosikan kultus atau takhayul.
Baca juga: China akan Danai Proyek Junta Militer Myanmar, Beda Sikap dari Negara Barat
Baca juga: Kasus Covid-19 di China Terus Mengalami Kenaikan, Tertinggi dalam 7 Bulan Terakhir
Konten yang "dilarang oleh undang-undang dan peraturan administratif" juga akan dilarang, meskipun pernyataan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut seperti apa konten tersebut.
Ada lebih dari 50.000 tempat karaoke di seluruh China.
Masing-masing biasanya menggunakan library musik berisi 100.000 lagu, yang akan mempersulit operator karaoke untuk menegakkan aturan baru, kata juru bicara kementerian kepada outlet media lokal Xinhua News.
Larangan itu juga berlaku untuk bilik karaoke kecil, yang seringkali hanya memiliki ruang untuk satu atau dua orang dan biasanya ditemukan di mal.
Di Korea Utara
Serupa dengan China, Korea Utara juga memberlakukan berbagai larangan untuk "melindungi" warganya dari pengaruh luar.
Diberitakan Tribunnews pada Mei lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dilaporkan melarang anak muda di negaranya menggunakan skinny jeans serta gaya rambut mullet.
Dilansir Mirror, Kim Jong Un dikatakan takut para pemuda di negaranya terpengaruh budaya Barat sehingga dapat menyebabkan runtuhnya rezim.
Jeans robek dan skinny jeans, serta potongan rambut mullet, semuanya dipandang sebagai tanda "invasi gaya hidup kapitalistik".
Kim Jong Un diyakini semakin cemas akan digulingkan.