PM Malaysia Mundur: Saya Sudah Melakukan Semua Untuk Selamatkan Pemerintahan
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mundur dengan mengatakan sudah melakukan segala cara untuk menyelamatkan pemerintahan di tengah pandemi
Editor: hasanah samhudi
Sebelumnya diberitakan bahwa Muhyiddin akan mengajukan pengunduran dirinya kepada Sultan Abdullah.
Baca juga: Anwar Ibrahim Mencuat Jadi Kandidat Perdana Menteri Jika PM Muhyiddin Terkonfirmasi Mundur
Baca juga: PM Malaysia Lakukan Negosiasi dengan Oposisi sebelum Mosi Kepercayaan, Janjikan Pemilu Juli 2022
Sebelum bertemu Sultan Abdullah, Muhyiddin memimpin rapat kabinet khusus di kompleks Putra Perdana di Putrajaya.
Menteri di Departemen Perdana Menteri (Fungsi Khusus) Mohd Redzuan Md Yusof, yang juga anggota Dewan Tertinggi Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), mengatakan bahwa Muhyiddin telah menyatakan niatnya untuk mengajukan pengunduran dirinya kepada Raja.
Jika Perdana Menteri mundur, ini menandai puncak dari kericuhan politik di Malaysia 18 bulan terakhir.
Awal bulan ini, sejumlah anggota parlemen Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang dipimpin oleh presiden partai Ahmad Zahid Hamidi, menarik dukungan mereka untuk Muhyiddin.
Perdana menteri awalnya bersikeras bahwa dia masih memimpin mayoritas parlemen, dan berjanji untuk membuktikan legitimasinya melalui mosi percaya yang dijadwalkan akan diajukan di parlemen pada 7 September.
Baca juga: Malaysia Berikan Kelonggaran Pembatasan Covid-19 untuk Warga yang Sudah Divaksinasi Penuh
Jumat lalu, Muhyiddin muncul dalam pidato yang disiarkan televisi untuk mencari dukungan bipartisan untuk bertahan dari mosi percaya diri.
Namun, usulannya ditolak oleh Pakatan Harapan (PH), yang mengatakan bahwa ini pada dasarnya adalah pengakuan terbuka bahwa ia telah kehilangan dukungan dari mayoritas Majelis Rendah.
Muhyiddin adalah presiden dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) yang memimpin pemerintahan Perikatan Nasional.
Dia dilantik sebagai perdana menteri kedelapan negara itu pada 1 Maret 2020 setelah perebutan kekuasaan, yang membuatnya menarik Bersatu keluar dari koalisi PH yang berkuasa saat itu dan menyebabkan keruntuhannya.
Selama 17 bulan masa jabatannya sebagai perdana menteri, Muhyiddin telah dikritik oleh beberapa pihak karena gagal memimpin pemerintah Malaysia secara efektif dalam menangani pandemi Covid-19.
Baca juga: Mantan PM Malaysia Najib Razak Sebut Dukungan Parlemen untuk Muhyiddin Kurang dari 100
Malaysia berada di tengah gelombang Covid-19 yang paling mematikan, dengan jumlah infeksi harian melebihi 20.000 kasus.
Secara total, negara ini telah mencatat lebih dari 1,4 juta kasus Covid-19 dan lebih dari 12.000 kematian. (Tribunnews.com/NST/CNA/Hasanah Samhudi)