Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Suasana Kabul setelah Dikuasai Taliban: Ada Penjagaan Ketat hingga Warga Bersembunyi di Dalam Rumah

Berikut suasana bandara dan suasana Kabul setelah dikuasai Taliban, warga disebut bersembunyi di rumah masing-masing.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
zoom-in Suasana Kabul setelah Dikuasai Taliban: Ada Penjagaan Ketat hingga Warga Bersembunyi di Dalam Rumah
AFP
Seorang personel pasukan keamanan Afghanistan berjaga-jaga di sepanjang pinggir jalan di Herat pada 12 Agustus 2021, ketika Taliban mengambil alih markas polisi di Herat, kota terbesar ketiga di Afghanistan dan juga merebut ibu kota distrik utama lainnya yang hanya berjarak 150 kilometer dari ibu kota Kabul. 

TRIBUNNEWS.COM - Tentara militer Amerika Serikat (AS) tengah berjuang untuk mengevakuasi para warganya dari Afghanistan pada hari Senin (16/8/2021).

Evakuasi tersebut bersamaan dengan para gerilyawan Taliban yang mencoba untuk menenangkan suasana setelah berhasil menggulingkan pemerintahan.

Terbaru, Taliban menguasai Kabul pada Minggu (15/8/2021) kemarin setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari Afghanistan.

Penguasaan Kabul seakan mengakhiri kemenangan AS selama 20 tahun yang telah mencoba untuk mengubah Afghanistan.

Pasukan keamanan negara yang dilatih Barat, seketika runtuh dalam hitungan hari, bahkan sebelum evakuasi pasukan AS terakhir.

Baca juga: Akar Konflik AS – Taliban di Afghanistan Versi JK, Hingga Hubungannya Dengan Osama bin Laden

Akhirnya, ribuan warga Afghanistan yang takut kembali ke pemerintahan Taliban, berusaha melarikan diri dari negara itu melalui bandara internasional Kabul.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan, ratusan orang berlomba-lomba untuk melintasi landasan saat tentara AS melepaskan tembakan peringatan ke udara.

BERITA REKOMENDASI

Sementara lainnya, terlihat berkerumunan dan saling dorong untuk naik pesawat dan pergi dari Afghanistan.

Lantas, bagaimana suasana Bandara hingga Ibu Kota Kabul setelah dikuasai Taliban?

Suasana Bandara setelah Dikuasai Taliban

Dikutip dari APnews, Massouma Tajik, seorang analis data berusia 22 tahun, menggambarkan kepanikan di bandara.

Dia berada di antara ratusan warga Afghanistan yang berharap untuk naik penerbangan evakuasi.


Setelah menunggu enam jam, dia mendengar suara tembakan dari luar, saat kerumunan pria dan wanita mencoba naik ke pesawat.

Baca juga: Taliban Janji Tidak Akan Ada Balas Dendam, Warga Tinggalkan Ibu Kota Kabul

Dia mengatakan, pasukan AS menyemprotkan gas dan menembak ke udara untuk membubarkan mereka.

Kedutaan Besar AS telah dievakuasi dan bendera Amerika diturunkan.

Para diplomat juga pindah ke bandara untuk membantu evakuasi.

Banyak maskapai penerbangan di dunia menghindari wilayah udara Afghanistan setelah Taliban ambil alih negara.
Banyak maskapai penerbangan di dunia menghindari wilayah udara Afghanistan setelah Taliban ambil alih negara. (Nicola Careem Twitter dan Jawad Sukhanyar Twitter)

Negara-negara Barat lainnya juga telah menutup misi mereka dan menerbangkan staf dan warga sipil.

Pada pagi hari, Otoritas Penerbangan Sipil Afghanistan mengeluarkan peringatan.

Ia mengatakan, bandara telah ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut dan militer tengah mengendalikan wilayah udara.

Wilayah udara Afghanistan sering digunakan oleh kapal induk jarak jauh yang bergerak antara Timur Jauh dan Barat.

Senin pagi, data pelacakan penerbangan menunjukkan tidak ada penerbangan komersial langsung di seluruh negeri.

Suasana Kabul saat Dikuasai Taliban

Di ibu kota sendiri, suasana tenang dan menegangkan terjadi karena sebagian besar orang bersembunyi di rumah mereka.

Ada laporan yang tersebar tentang penjarahan dan orang-orang bersenjata yang mengetuk pintu dan gerbang.

Taliban membebaskan ribuan tahanan saat mereka menguasai seluruh negeri.

Baca juga: Kondisi Terkini setelah Taliban Menguasai Kabul: Terjadi Kepanikan, Presiden Melarikan Diri

Taliban juga mengerahkan para pejuang di persimpangan-persimpangan utama dan berusaha membuat ketenangan.

Bahkan, beredar video yang menunjukkan jalan-jalan kota yang tenang.

"Ada beberapa pejuang Taliban di setiap jalan dan persimpangan di kota itu," kata Shah Mohammad, seorang tukang kebun berusia 55 tahun.

Ribuan rakyat Afghanistan mengungsi dan tidur di pinggir jalan di ibu kota Kabul. Mereka melarikan diri setelah kampung halaman mereka yang diserang Taliban. (Sumber: BBC )
Ribuan rakyat Afghanistan mengungsi dan tidur di pinggir jalan di ibu kota Kabul. Mereka melarikan diri setelah kampung halaman mereka yang diserang Taliban. (Sumber: BBC ) (Via Kompas.TV)

Ia mengatakan hal tersebut setelah datang untuk bekerja di kawasan diplomatik.

Dia mengatakan, lalu lintas lebih sedikit dari biasanya dan lebih sedikit orang di jalanan.

Di sisi lain, Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen menyebut, para pejuang telah diperintahkan untuk tidak memasuki rumah mana pun tanpa izin dan untuk melindungi kehidupan, harta benda, dan kehormatan.

Taliban juga mengatakan, mereka akan menjauh dari kawasan diplomatik kelas atas yang menampung kompleks Kedutaan Besar AS agar tidak menimbulkan kebingungan atau masalah.

Lingkungan ini juga mencakup vila-vila mewah mantan panglima perang sekutu AS yang telah melarikan diri dari negara itu atau bersembunyi.

Asal Usul Taliban Memerintah Afghanistan

Diketahui, Taliban memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001 dengan bentuk hukum Islam yang keras.

Sebagian besar wanita dikurung di rumah mereka dan tersangka penjahat menghadapi eksekusi di depan umum.

Taliban telah berusaha untuk membuat moderasi yang lebih besar dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, banyak orang Afghanistan tetap skeptis dan takut akan kemunduran hak-hak individu.

Taliban juga menyembunyikan Osama bin Laden dan al-Qaida pada tahun-tahun sebelum mereka melakukan serangan 11 September 2001.

Hal itu memicu invasi pimpinan AS yang dengan cepat menyebarkan al-Qaida dan mengusir Taliban dari kekuasaan.

Tetapi, AS kehilangan fokus selama perang Irak dan Taliban akhirnya berkumpul kembali.

Seorang pejuang Taliban memegang granat berpeluncur roket (RPG) di Herat, kota terbesar ketiga di Afghanistan Jumat (13/8/2021), setelah pasukan pemerintah ditarik keluar sehari sebelumnya setelah berminggu-minggu dikepung.
Seorang pejuang Taliban memegang granat berpeluncur roket (RPG) di Herat, kota terbesar ketiga di Afghanistan Jumat (13/8/2021), setelah pasukan pemerintah ditarik keluar sehari sebelumnya setelah berminggu-minggu dikepung. (AFP)

Para militan merebut sebagian besar pedesaan Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir kemudian menguasai kota-kota ketika pasukan AS bersiap untuk mundur menjelang batas waktu 31 Agustus.

Ketika Taliban terakhir merebut Kabul pada 1996, Kabul telah rusak berat dalam perang saudara yang pecah di antara panglima perang yang bersaing setelah penarikan Soviet tujuh tahun sebelumnya.

Kota itu kemudian menjadi rumah bagi sekitar satu juta orang, sebagian besar bepergian di jalan berdebu dengan sepeda atau taksi tua.

Baca juga: Taliban Nyatakan Perang di Afghanistan Telah Berakhir, Dubes AS Dilarikan ke Bandara

Saat ini, Kabul adalah kota yang dibangun dengan populasi 5 juta orang di mana kendaraan mewah dan SUV berjuang untuk melewati kemacetan lalu lintas yang endemik.

Banyak pejuang Taliban yang lebih muda berasal dari daerah pedesaan tanpa listrik atau air yang mengalir.

Sekaligus mendapatkan pandangan pertama mereka tentang kota modern yang sebelumnya hanya mereka dengar cerita.

(Tribunnews.com/Maliana)

Berita lain terkait Konflik di Afghanistan

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas